UGJ Kampanyekan Makanan Tradisional

UGJ Kampanyekan Makanan Tradisional

CIREBON-Cita rasa makanan tradisional di Cirebon sudah tidak diragukan lagi. Mesti dipertahankan, di tengah persaingan dunia usaha. Karena itu, berbagai jenis makanan tradisional kini mulai bergeser.

Didominasi makanan luar negeri dengan berbagai menu baru, sebut saja westernfood yang mengunakan daging dan gandum, sebagai bahan utamanya atau koreanfood.

“Ini menjadi keprihatinan kami terhadap makanan tradisional yang hampir tenggelam,” kata Anna Suzana SE MM, perwakilan tim PKM UGJ kepada Radar Cirebon, kemarin.

BACA JUGA:Laporannya Diambil Alih Bereskrim, Ada Isu Edy Mulyadi Mau Dijemput Hari Ini?

Karena itu, Universitas Gunung Jati (UGJ) melalui tim PKM yang terdiri dari Anna Suzana SE MM, Yodi Rudiantono SE MM, dan Soesanty Maulani SE MM, bersama mahasiswa Wanda Melenia Pratiwi, Ivalda Pramasela dan Nyi Raden Melisa, Aji Prayogo, berinisiatif melakukan kampanye makanan tradisional.

Caranya, dengan pemberdayaan UKM, Cimplo misalnya. Sesuai survei awal dan melanjutkan aktivitas mahasiswa.

Menurutnya, tim PKM UGJ tidak menginginkan makanan lampau seperti jenis geblog-geblogan, penyon, gebloq ketan, geblog kacang, ketan gurih, mekeci (geblog kinca), serabi kinca, serabi cucur, oleng oleng, jaletot, pennek, Lismun ,ongol ongol, apem, cimplo dan lainnya begitu beragam dengan bahan baku yang mudah ditemukan punah begitu saja.

BACA JUGA:Ridwan Kamil: Omicron di Jabar Masih Terkendali

“Faktanya, kepopuleran tenggelam dan hanya bisa dijumpai pada waktu tertentu saja. Fenomena ini hanya bisa kita muncul di pasar-pasar tradisional dan tidak menjadi prioritas,\" terangnya.

Anna menyampaikan, mengapa memilih cimplo sebagai pilot project. Alasannya, UKM cimplo ini memiliki tempat produksi yang teratur dan punya kemauan maju dari SDM Ibu Isah dan Ibu Siti Nurjanah di Desa Durajaya Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon.

“Maka langkah awal dilakukan oleh tim PKM UGJ Cirebon memberikan pendampingan atas pembuatan profil usaha, stiker dan pouch untuk packaging, google map, Instagram (IG), serta pengenalan di marketplace UGJ Cirebon,\" paparnya.

Tujuannya, kata Anna, agar UKM makanan tradisional mampu mengoptimalkan produknya. Bisa lebih populer sehingga masyarakat yang mulanya, tidak mengetahui tempat produksinya, bisa dengan cepat di mesin pencaharian google map.

“Kemauan yang keras dari produsen cimplo Ibu Isah ingin menjadikan tempatnya sebagai jajanan cimplo dengan tempat yang nyaman, menjadi tujuan pelanggan, pembeli baru maupun pelancong atau wisatawan luar Cirebon,” imbuhnya.

Kedepan, tambahnya, tim PKM UGJ ini akan terus melakukan pemberdayaan pada UKM makanan tradisional. Kedepan, pihaknya akan membuat proposal festival tradisional food return (makanan tradisional yang ada namun belum sangat populer) dan berbagai pihak bisa membantu melakukan langkah tersebut. (sam/opl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: