Prabu Siliwangi Tidak Ngahyang, Jenazahnya Jadi Abu
CIREBON - Prabu Siliwangi diyakini ngahyang atau moksa di masa akhir Kerajaan Pajajaran, saat masa kejayaannya berakhir.
Namun, beberapa indikasi mengarah pada fakta lain. Bahwa sesungguhnya Prabu Siliwangi tidaklah ngahyang, melainkan meninggal dunia.
Kemudian jenazahnya diperabukan, sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh Prabu Siliwangi.
Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Prof Dr Nina Herlina Lubis mengatakan, kepercayaan Sri Baduga Maharaja termaktub dalam Prasasti Batu Tulis.
Prasasti ini, didirikan Prabu Surawisesa, 12 tahun setelah kematian Sri Baduga Maharaja. Dalam prasasti itu, jelas disebutkan bahwa Sri Baduga Maharaja, ayah dari Prabu Surawisesa, meninggal pada 1521. Jenazahnya kemudian diperabukan.
“Kenapa diperabukan, karena dia beragama Hindu,” ujar Prof Nina.
Berbekal informasi dari sumber primer, jelas disebutkan bahwa Sri Baduga Maharaja meninggal dalam keadaan beragama Hindu.
Berita berlanjut di halaman berikutnya...
Baca juga:
- Keris Sunan Gunung Jati Sanghyang Naga yang Dipakai untuk Mengeksekusi Syekh Siti Jenar
- Lokasi Kerajaan Prabu Siliwangi Diduga di Tempat Ini
- Pohon Tumbang Merusak Pendopo di Komplek Makam Mbah Kuwu Cirebon, Bupati Imron: Nanti Kami Bantu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: