Mutasi, Digelar Bulan Desember

Mutasi, Digelar Bulan Desember

CIREBON - Wali Kota Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM mengatakan, mutasi gelombang kedua akan digelar pada bulan Desember 2013. Untuk jabatan sekda definitif dapat dilakukan dengan mutasi gelombang kedua. Namun, bisa pula terpisah dengan mutasi gelombang kedua. “Untuk calon sekda, bisa jadi bersamaan dengan mutasi gelombang kedua, bisa juga tidak,” terangnya kepada Radar, Rabu (23/10). Diakuinya, kebutuhan akan jabatan yang ditinggalkan perlu segera dilakukan. Namun, untuk mutasi tersebut nama-nama yang telah diajukan, masih dalam pembahasan bersama Wakil Wali Kota Drs Nasrudin Azis SH. Termasuk tentang jabatan sekda, Ano belum mengajukan nama yang telah disodorkan tim baperjakat. “Sekda masih dalam proses,” tukasnya. Dikatakan, sebelum tutup tahun 2013, nama sekda sudah akan didefinitifkan. Langkah ini, ujarnya, sama dengan keinginan Wakil Wali Kota Nasrudin Azis. Pasalnya, antara Ano dan Azis selalu menjalin komunikasi aktif dan intensif terhadap berbagai hal. Termasuk, mutasi dan jabatan sekda definitif. “Untuk sekda, paling lambat Desember sudah definitif,” ucapnya. Ketua Jaringan Aspirasi Masyarakat (JAMS) Kota Cirebon M Rafi SE menyatakan, mutasi harus segera dilakukan. Sebab, beberapa kursi pejabat eselon tiga hingga lima, masih kosong karena ditinggal pensiun dan meninggal. Karena itu, diperlukan pengganti pejabat yang baru. Sebab, berbagai program pemerintah, dilaksakan oleh pejabat eselon tiga hingga lima. “Eselon dua hanya pengambil kebijakan. Yang bekerja eselon tiga sampai lima,” terangnya kepada Radar, beberapa waktu lalu. Pemerintahan harus berputar sesuai dengan kebutuhan. Karena itu, mutasi menjadi solusi atas kekosongan jabatan di beberapa jabatan yang ada. Termasuk jabatan sekda definitif, Rafi mengharapkan, pasangan Ano-Azis segera mengumumkan nama sekda definitif demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Sebab, kata Rafi, untuk jabatan pelaksana tugas (Plt), memiliki beberapa keterbatasan yang tidak dimiliki definitif. “Sekda itu orang ketiga setelah Ano-Azis. Namun, sekda juga orang pertama di jalur birokrasi pemerintahan,” terangnya. Artinya, lanjut Rafi, posisi sekda sebagai koordinator para PNS dan pejabat eselon dua khususnya, sangat berperan penting dalam memaksimalkan berbagai program dan kebijakan pemerintahan di bawah kepemimpinan pasangan Ano-Azis. Dengan demikian, diperlukan seorang sekda yang mampu berkomunikasi dan menjalin pola kemitraan yang baik bersama para pejabat eselon dua hingga staf. Terlebih, tahun 2014 pasangan Ano-Azis sudah memiliki program sendiri yang bukan warisan wali kota sebelumnya. “Sekda harus segera didefinitifkan. Keputusan siapa orangnya, ada di wali kota selaku pemegang kebijakan tertinggi,” ujarnya. (ysf) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: