Dahlan Iskan Serius Lawan Korupsi
JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan menegaskan bakal memecat Direksi dan Dewan Komisaris perusahaan pelat merah yang tidak sanggup menjalankan program ‘BUMN Bersih’ yang telah diluncurkan sejak 1 Oktober 2013 lalu. “Kalau ada yang tidak ikut (BUMN Bersih-red) kita akan panggil mengapa tidak mendaftar. Kalau tidak sanggup kita ganti direksinya. Mereka harus ikut roadmapnya,” ujarnya kepada wartawan usai melakukan Rapat Pimpinan (Rapim) di Kantor Pelindo II Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (24/10). Dari 141 perusahaan pelat merah, kata dia, saat ini baru 31 BUMN yang telah mendaftar dalam program BUMN Bersih yang telah diluncurkan beberapa waktu lalu tersebut. Dia yakin, perusahaan lainnya akan segera menyusul mendaftar dan turut andil dalam program tersebut. “Hari ini baru tanggal 24 (Oktober), batas waktunya sampai 31 Oktober sehingga 1-2 hari kedepan pasti akan bertambah banyak,” katanya. Untuk mengawal program tersebut, Mantan Dirut PLN mengaku sudah membuat tim untuk merumuskan dan mengawal jalannya program tersebut. Katanya, tim tersebut terdiri dari 5 orang yang dinilainya berhasil menjalankan program anti korupsi selama ini. Adapun tim itu, sambungnya langsung diketuai oleh staf ahli Menteri BUMN, Harry Susetio dengan anggotanya yaitu Mantan Wakil Ketua KPK, Erry Riyana Hardjapamekas, Dirut PT KAI, Ignatius Jonan, Dirut PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Parman Nata Atmadja serta mantan Dirut PT Bank Mandiri, Zulkifli Zaini. “Mereka ini bertugas menyusun Roadmap BUMN Bersih dan mengawal program tersebut,” terangnya. Dahlan menjelaskan penunjukan anggota-anggota Tim tersebut tidak sembarangan. Contohnya sewaktu masih menjadi nasabah Mandiri dan belum terjun dalam BUMN, ia kagum dengan komitmen Bank Mandiri yang diusung oleh Dirut Mandiri, Zulkifli Zaini dalam bertugas yang menjadikan Mandiri sebagai perbankan bersih. “Komitmen mandiri itu luar biasa, sampai saya menjadi nasabah terakhir saja, jangankan mereka mau menerima hadiah (dari klien-red). Untuk mengajak dan mentraktir makan saja susahnya bukan main. Karena itu pemimpinnya kita jadikan tim untuk merumuskan roadmap,” paparnya. Lain lagi dengan Dirut PT KAI, Jonan. Menurut Dahlan, Jonan merupakan sosok yang dinilai mengetahui praktik kecurangan dalam korporasi. “Pak Jonan itu tahu lubang tikusnya dimana saja ada potensi korupsi,” bebernya. Sebagaimana diketahui, Λ∂å tiga tahap yang wajib dijalankan oleh BUMN dalam program tersebut. Pertama yaitu menerapkan perilaku antikorupsi di level Direksi dan Komisaris, kedua menerapkan perilaku anti korupsi hingga ke Kepala Divisi dan level terakhir yaitu menerapkan praktek anti korupsi hingga level manajer terbawah. (sar/medcen)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: