Kisah Dahlan Iskan Pinjam Sepatu itu Terulang Lagi

Kisah Dahlan Iskan Pinjam Sepatu itu Terulang Lagi

CERITA lama itu terulang lagi. Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali meminjam sepatu untuk menyesuaikan busananya saat menghadiri pelantikan pengurus pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Banjarmasin, Rabu (23/10). Darmawan begitu terkejut ketika Dahlan Iskan tiba-tiba mau meminjam sepatu yang sedang dipakainya. “Wan, saya pinjam sepatumu, Anda pakai sepatu saya,” kata Dahlan. “Sepatu saya jelek Pak. Ukurannya juga terlalu besar,” jawab manager promosi Harian Indo Pos itu dengan setengah bengong. “Tidak masalah,” jawab Dahlan sambil mencopot sepatu kets “DI-19” kesukaannya, dengan dua kali sentak menggunakan kakinya. Peristiwa itu begitu cepat. Ratusan wartawan dan sejumlah menteri yang ada di lobi Hotel Aston itu tidak menyadari kalau sebuah peristiwa unik baru saja terjadi. Dalam hitungan detik, Dahlan telah mengenakan sepatu pantofel milik Darmawan. Sepatu DI-19 pun beralih ke kaki Darmawan. Walau sepatunya tampak terlalu besar, penampilan Dahlan menjadi lebih lazim. Baju batik warna coklat kombinasi krem, celana panjang biru tua dan sepatu pantofel hitam. Saya ingin mengabadikan momen itu. Tetapi terlambat mempersiapkan kamera. Setelah bertanya ke beberapa wartawan yang ada di sekitar peristiwa, dapatlah satu foto hasil jepretan Bayu, wartawan “Radar Banjarmasin”, milikJawa Pos Group. “Nanti saya kirim melalui e-mail,” kata Bayu. Seusai menghadiri pelantikan, Dahlan mencari-cari Darmawan yang menunggu di lobi hotel untuk mengembalikan sepatu. Pada saat yang sama beberapa wartawan senior seperti Alwi Hamu dari Harian Fajar Makassar serta Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta juga akan menemui Dahlan. Saya sempat bertaruh dalam hati, kali ini Dahlan pasti mengurungkan rencananya untuk mengembalikan sepatu yang dikenakan kepada pemiliknya. Ternyata, dugaan saya meleset. Dahlan dengan santainya tetap mengembalikan sepatu yang dipakainya kepada pemilik aslinya. Wartawan dan menteri lain hanya tertawa melihat gaya Dahlan. Mungkin mereka sudah mahfum, memang begitulah Dahlan yang sesungguhnya. Spontan dan tanpa basa-basi. Bagi saya, kejadian Dahlan pinjam sepatu di Banjarmasin bukan yang pertama. Pada tahun 1993, Dahlan juga meminjam sepatu karyawan Jawa Pos biro Jakarta untuk menghadiri undangan Presiden Soeharto di Istana Negara. Waktu itu kabarnya, Pak Harto melarang tamu negara hadir dengan pakaian kurang sopan. Celana jins dan sepatu kets menjadi busana yang dilarang bagi tamu-tamu Presiden, walaupun mereka datang karena undangan. Pertengahan Oktober lalu, Dahlan juga bertukar sepatu dengan Bupati Kampar, Riau, Jefry Nur saat mengunjungi sekolah petani di kecamatan Kubang Jaya. Saat itu, Dahlan hadir dengan busana Melayu warna biru tetapi bersepatu kets “DI-19”. Sementara Jefry Nur yang tuan rumah malah mengenakan baju putih berlogo “Demi Indonesia” dengan celana panjang hitam dan sepatu pantofel. “Baju saya kurang serasi dengan sepatu kets. Baju Pak Bupati juga kurang serasi dengan sepatu pantofel. Karena saya lihat ukuran kaki saya dan kaki Pak Bupati sama, bagaimana kalau kita tukar sepatu saja?” tanya Dahlan saat memberi sambutan di depan 3.000 alumni sekolah petani. Bupati Kampar segera beranjak dari kursi untuk menyerahkan sepatunya kepada Dahlan. Sebaliknya, Dahlan harus mencopot sepatunya dan menyerahkan kepada Bupati Kampar. Ribuan orang yang menyaksikan pun tak bisa menahan tawa dan tepuk tangan. “Sepatu ket saya, harganya Rp 300 ribu. Mudah-mudahan, sepatu Pak Bupati lebih mahal,” kata Dahlan dengan bercanda. Pengunjung kembali tak bisa menahan tawa. (@intartojoko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: