Jamaah yang Wafat Tambah 14 Orang
Garuda Catat Prestasi OTP MADINAH – Ribuan jamaah haji Indonesia gelombang kedua terus mengalir ke Madinah. Aliran jamaah dari Makkah itu akan terus berlangsung hingga jadwal kepulangan terakhir pada 8 November. Selama di Madinah, jamaah tinggal tidak jauh dari Masjid Nabawi. Rata-rata kondisi pemondokannya bagus, setara dengan hotel berbintang. ’’Kondisi jamaah di Madinah sejauh ini baik,’’ kata Kepala Daerah Kerja Madinah Akhmad Djauhari kemarin (26/10). Selain melaksanakan salat Arbain di Masjid Nabawi, jamaah memanfaatkan waktu untuk berziarah ke tempat-tempat bersejarah. Di antaranya, ke makam Rasulullah, Masjid Quba (masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad), dan Bukit Uhud (kawasan yang menjadi saksi bisu peperangan pada zaman Nabi Muhammad). Data yang dicatat sistem informasi dan komputerisasi kesehatan (siskohatkes), hingga pukul 13.30 Waktu Arab Saudi (WAS atau kemarin WIB) jumlah jamaah asal Indonesia yang wafat mencapai 170 orang. Sebanyak 14 orang di antara mereka meninggal di Madinah. Sementara itu, maskapai Garuda Indonesia mencatatkan prestasi bagus dalam on time performance (OTP) keberangkatan dan kepulangan jamaah haji tahun ini. Sejak jadwal kepulangan pada 20 Oktober lalu, Garuda berhasil menekan delay penerbangan. Salah satu perusahaan BUMN tersebut mencatat delay terlama tujuan embarkasi Makassar. Yakni, pemulangan jamaah kloter UPG (Ujungpandang) 1, yakni tiga jam. Itu pun terjasi karena keterlambatan proses di Arab Saudi. ’’Keterlambatan untuk UPG 1 karena masalah pengisian bahan bakar pesawat dan bus pengangkut jamaah dari gate ke pesawat yang lambat,’’ kata Vice President Haji VVIP and Charter Garuda Hady Syahrean kepada Media Center Haji (MCH) Indonesia di Jeddah Jumat sore WAS atau Jumat malam WIB saat bertemu dengan pejabat Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag. OTP Garuda Indonesia dan Saudi Airlines selama fase kedatangan jamaah haji juga meningkat. OTP Garuda Indonesia dan Saudi Airlines secara keseluruhan mencapai 94,87 persen. Angka itu meningkat dari tahun lalu yang 88,5 persen. Dalam pertemuan tersebut, Garuda Indonesia mengapresiasi tawaran Kementerian Agama (Kemenag) yang berencana mengubah kontrak angkutan jamaah haji dengan sistem jangka panjang pada tahun depan. Bahkan, salah satu perusahaan BUMN itu siap bersaing terbuka dengan maskapai mana pun. ”Pada hakikatnya kami (Garuda Indonesia) siap bersaing dengan siapa saja. Jadi, nggak ada masalah dengan rencana itu,” ujarnya. Sebelumnya Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Anggito Abimanyu menegaskan akan mengubah ikatan kontrak dengan maskapai pengangkut jamaah haji. Selama ini digunakan sistem kontrak per tahun. Nah, ke depan itu berpeluang direvisi menjadi jangka menengah atau panjang. Dengan perubahan sistem tersebut, diproyeksikan ada efisiensi lumayan besar. Kalkulasinya bisa hemat minimal 50 USD per jamaah. Jika kuota normal jamaah Indonesia sebanyak 211 ribu, efisiensinya bisa lebih dari Rp100 miliar. ’’Dengan sistem kontrak jangka panjang dan menengah, pengangkutan jamaah dan risiko kekurangan pesawat bisa ditekan,’’ ujar Anggito. (hud/c10/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: