Mantan Banwas PDAM Ikut Tes, 15 Orang Tak Ikut Tes CPNS K2

Mantan Banwas PDAM Ikut Tes, 15 Orang Tak Ikut Tes CPNS K2

INDRAMAYU – Seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang berasal dari tenaga honorer kategori 2 (K2) berlangsung serentak, Minggu (3/11). Untuk Kabupaten Indramayu, pelaksanaan seleksi berlangsung di tiga lokasi, yaitu SMPN 2 Sindang, SMPN 3 Sindang, dan SMPN 4 Sindang. Dalam seleksi kali ini, dari 1.170 tenaga honorer K2 yang berhak ikut seleksi ternyata ada 15 orang yang tidak hadir dengan berbagai alasan. Ada yang sudah meninggal, ada yang mendaftar di daerah lain, dan ada juga yang pergi menjadi TKW. “Untuk sementara ada sekitar 15 orang yang tidak hadir,” kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Indramayu, Drs H Eddy Mulyadi MM. Pelaksanaan tes yang dimulai pukul 08.00 itu meliputi dua materi tes, yaitu tes kemampuan dasar (TKD) yang berlangsung pukul 08.00-11.00. Kemudian tes kemampuan bidang (TKB) dari pukul 12.30 sampai 14.00. Yang menarik, tim pemantau mendapati mantan anggota Badan Pengawas (Banwas) PDAM Tirta Darma Ayu Indramayu, WS, yang ikut dalam proses seleksi. WS yang sebelumnya juga pernah menjabat Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Indramayu, dianggap aneh karena selama ini tidak banyak yang tahu kalau yang bersangkutan adalah tenaga honorer. “Setahu saya selama ini dia tidak pernah bekerja menjadi tenaga honorer, tapi anehnya bisa masuk,” ujar salah seorang anggota tim pemantau. Sementara Kepala BKD Indramayu, Drs H Eddy Mulyadi MM, saat dikonfirmasi mengenai hal itu juga mengaku terkejut. Meskipun demikian, setelah ditelusuri ternyata nama WS memang tercantum dalam database tenaga honorer K2 yang dikeluarkan BKN. Menurut Eddy didampingi Kasie Penerimaan Pegawai Winaryo SSTP, WS tercatat sebagai tenaga penyuluh lapangan pertanian pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP3) Kecamatan Lelea. “Yang pasti kami memang hanya menerima usulan dari OPD masing-masing, dan yang menjadi persoalan sekarang ini adalah siapa yang membuat rekomendasi WS menjadi tenaga honorer K2 dan bagaimana kinerjanya selama mengabdi sebagai tenaga honorer,” ujar Eddy. Eddy menambahkan, apabila ternyata kemudian ditemukan tenaga honorer yang tidak sesuai dengan kriteria maka tidak mungkin akan bisa diangkat jadi CPNS. Meskipun demikian hal itu masih perlu pendalaman lebih lanjut. Masalahnya, kata Edi, bagaimana mungkin yang bersangkutan menjadi tenaga honorer dengan baik ketika dia menjadi anggota Badan Pengawas PDAM. Karena menjadi tenaga honorer itu harus terus menerus dan tidak putus. Sementara itu Komisi A DPRD Indramayu juga ikut melakukan pemantauan jalannya seleksi CPNS honorer K2. Ketua Komisi A, Soekarno Ermawan MM MBA didampingi anggota Dra Hj Siti Ubaedah MM, Dede Supriatno, H Suwarto, dan R Rio Resmana memantau lokasi tes di SMPN 2 Sindang, SMPN 3 Sindang, dan SMPN 4 Sindang. Menurut Soekarno, dari hasil pemantauan ternyata ada peserta tes yang sudah berusia 54 tahun dan ada yang hanya berpendidikan SD, sehingga kesulitan dalam mengerjakan soal yang menggunakan lembar jawab komputer (LJK). “Saya melihat ada kesulitan teknis dari peserta yang sudah tua dan peserta dengan pendidikan SD,” ujarnya. Kabid Penerimaan dan Kesejahteraan Pegawai, Dudu Rismanto SH menambahkan, usai pelaksanaan tes lembar jawaban komputer (LJK) langsung dikirimkan ke BKN di Jakarta. Sedangkan dokumen soal-soal langsung dimusnahkan pada saat itu juga. (oet)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: