Teladani Prabu Siliwangi dan Sunan Gunung Jati

Teladani Prabu Siliwangi dan Sunan Gunung Jati

CIREBON - Dalam rangkaian Hari Jadi ke-644 Kota Cirebon, berbagai kegiatan digelar, di antaranya pagelaran seni dan budaya. Berbeda dari sebelumnya, tahun ini, Wali Kota Drs H Ano Sutrisno MM dan Wakil Wali Kota Drs Nasrudin Azis SH, ikut aktif memerankan tokoh yang menjadi cikal bakal berdirinya Kota Cirebon. Tidak hanya wali kota dan wakil wali kota, unsur muspida seperti Kepala Polres Cirebon Kota dan Komandan Kodim Kota Cirebon, turut memerankan tokoh yang berpengaruh dalam perjalanan Kota Cirebon. Wali Kota Ano Sutrisno memerankan Sunan Gunung Jati, sosok panutan pendiri Cirebon. Sementara, Wakil Wali Kota Nasrudin Azis berperan sebagai Prabu Siliwangi Raja Pajajaran. Seusai pentas, Ano merasa mendapatkan pengalaman luar biasa tampil sebagai sosok yang dikaguminya. \"Saya merasakan pengalaman luar biasa. Tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata,\" ujarnya kepada Radar, Rabu malam (6/11). Perasaan bercampur aduk saat Ano memerankan Sunan Gunung Jati. Bahkan, rasa takut sempat menghinggapi wali kota Cirebon 2013-2018 itu. Pasalnya, sosok pendiri Cirebon itu merupakan panutan dengan perjuangan tanpa mengenal lelah membangun Cirebon menjadi wilayah yang diharapkan masyarakatnya. “Pesan-pesan Sunan Gunung Jati sangat bermanfaat untuk pembangunan Cirebon ke depan,” ujarnya. Pentas seni dan budaya tersebut, memberikan inspirasi untuk Ano agar terus mendorong seniman dan budayawan dalam mengembangkan seni budaya Cirebon. Dalam sejarahnya, sepanjang Kota Cirebon berdiri, baru kali ini ada pementasan seni dan budaya dengan pejabat langsung yang menjadi pelakunya. “Biasanya para pejabat sebagai penonton. Kali ini, wali kota, wakil wali kota, hingga unsur Muspida, turut aktif,” terangnya bangga. Ano merasakan beban berat menjadi sosok Sunan Gunung Jati. Untuk itu, sebagai orang timur, Ano melakukan ritual khusus dengan berziarah ke makam Sunan Gunung Jati sekaligus meminta izin untuk menjadi sosok yang termasuk Wali Songo itu. Melihat respon dan antusiasme masyarakat Kota Cirebon yang begitu tinggi, Ano akan menjadikan pagelaran seni budaya dengan menampilkan lakon para pejabat sebagai agenda berkelanjutan. Pasalnya, dia menyimpulkan bahwa masyarakat Kota Cirebon rindu pada pagelaran seni bernilai religi dan sejarah. Hal ini, selaras dengan visi pasangan Ano-Azis dengan Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH). Ano berharap, apa yang diamanatkan leluhur Cirebon, dapat diterapkan dalam kebijakan Pemerintah Kota Cirebon guna mencapai tujuan akhir, kesejahteraan rakyat. Hal senada dirasakan Wakil Wali Kota Nasrudin Azis. Berperan sebagai Prabu Siliwangi Raja Pajajaran dan juga kakek Sunan Gunung Jati, Azis merasakan grogi dan canggung. Sebab, dia harus memerankan tokoh besar dalam sejarah nusantara. Namun, setelah memakai pakaian kebesaran Prabu Siliwangi, Azis merasa mendapatkan kekuatan tersendiri untuk tampil percaya diri. “Tidak ada ritual khusus. Saya hanya berdoa agar Allah SWT melindungi dan memberikan keselamatan dalam kegiatan ini,” ujarnya. Pasalnya, pagelaran seni dan budaya dengan lakon sejarah Cirebon, tidak memiliki maksud lain kecuali mengenalkan sejarah berdirinya Kota Cirebon kepada masyarakat. Azis merasa mendapatkan banyak hikmah dan manfaat untuk dirinya dan Pemkot Cirebon. Tokoh Prabu Siliwangi, kata Azis, merupakan orang yang rela berkorban demi kepentingan lebih luas. Meskipun memiliki kekuatan dan kemampuan untuk merebut kekuasaan dari pihak lain, hal itu tidak dilakukan. “Hikmahnya, dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin, harus mempertimbangkan berbagai hal. Obyektif dan komprehensif terhadap sesuatu,” paparnya. Azis menilai sosok Prabu Siliwangi adalah orang yang sangat bijaksana. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: