Satu Asia Hanya Pemborosan

Satu Asia Hanya Pemborosan

  JAKARTA - PSSI memang sudah menentukan regulasi untuk pemain asing hanya berjumlah empat pemain untuk setiap klubnya. Dengan format tiga pemain non Asia dan satu pemain dari Asia, hanya tiga pemain diantaranya yang diperbolehkan bertanding dalam satu laga. Baik sebagai pemain inti ataupun cadangan. Artinya, satu pemain tidak akan difungsikan dalam setiap pertandingan. Sejatinya, pemain asing dibutuhkan tenaganya oleh klub-klub kontestan Indonesia Super League (ISL). Namun, dengan melihat efisiensi anggaran, memaksakan empat pemain dianggap sebagai penghamburan anggaran. Terlebih, jika satu pemain yang \"menganggur\" itu pemain dari Asia. Klub-klub pun lebih sreg dengan merekrut tiga pemain asing saja. Dari 25 calon peserta unifikasi liga pun lebih dominan memilih opsi tersebut. Baik itu klub yang berkantong tebal ataupun yang tergolong pas-pasan keuangannya. Klub sekelas Persib Bandung yang dikenal hobi belanja pemain pun hanya berpikir tiga legiun asing musim depan. Hal itu diungkapkan oleh pelatihnya, Djadjang Nurdjaman ketika dihubungi kemarin (8/11). Djanur -sapaan Djadjang- menyebut, pihaknya ingin lebih efisien dalam berbelanja pemain. \"Untuk kuota 3+1 seperti ini, kami hanya mengambil tiga pemain saja. Kebetulan kami saat ini kurang satu pemain di posisi center back, dan tidak banyak pemain Asia yang bagus di posisi itu. Makanya, kami mencari pemain dari non Asia untuk posisi itu, setelah itu selesai, bursa pemain kami tutup,\" ujarnya. Ada dua hal yang membuat klub berjuluk Maung Bandung tersebut hanya mengambil tiga pemain asing. Pertama, dengan hanya menyisakan satu pemain di luar daftar susunan pemain (DSP), skema itu sama sekali tidak efektif. Kedua, tentunya menggaji pemain yang tidak bisa dimainkan sama saja tidak efisien anggaran. Menurutnya, untuk jatah pemain Asia, tidak begitu mendominasi kekuatan skuadnya nanti. Sisi pemain Asia bisa ditutupi dengan mencari pemain lokal yang kebanyakan dari segi nominal gaji jelas di bawah pemain Asing. \"Tentunya kami ingin mendapatkan pemain lokal yang bagus sekalian,\" imbuhnya. Hal yang sama juga diungkapkan pelatih Persijap Jepara, Raja Isa bin Raja Akram Shah. Pelatih berkebangsaan Malaysia itu juga lebih memilih mengoptimalkan anggaran klubnya untuk tiga pemain asing yang lebih berkualitas. \"Ibarat punya budget Rp3 M untuk pemain asing, lebih baik beli tiga pemain dengan harga Rp1 miliar-an, itu pasti sudah punya kualitas bagus,\" tutur dia. Sriwijaya pun sepertinya juga akan melakukan hal serupa. Berkaca dari krisis finansial yang mereka alami musim 2013 lalu, untuk musim 2014 nanti, efisiensi menjadi kunci penting bagi Laskar Wong Kito, julukan Sriwijaya FC. \"Percuma juga merekrut empat pemain tapi nanti malah jarang dimainkan,\" jelas manajer SFC, Robert Heri. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: