Erupsi Lagi, Ini Awal Mula Muncul Gunung Anak Krakatau

Erupsi Lagi, Ini Awal Mula Muncul Gunung Anak Krakatau

Wimpy S. Tjetjep dalam buku Dari Gunung Api hingga Otonomi Daerah (2002) menuliskan, letusan besar Gunung Krakatau tahun 1883 menghancurkan sekitar 60 persen dari tubuh gunung itu.

Di bekas berdirinya Gunung Krakatau, tersisa lagi kaldera purba yang sama dengan kejadian pasca-erupsi Gunung Krakatau Purba pada abad ke-5.

Dari area kawah besar yang masih aktif itu, lahir lagi gunung baru yang mulai terlihat sejak 1927 atau empat dekade setelah erupsi Gunung Krakatau tahun 1883. Gunung terbaru inilah yang kemudian dinamakan Gunung Anak Krakatau.

Pertumbuhan Gunung Anak Krakatau berjalan relatif cepat, tiap bulan bertambah tinggi sekitar 0,5 meter. Pada perkembangan awalnya, gunung ini menjadi lebih tinggi sekitar 6 meter dan lebih lebar 12 meter setiap tahunnya.

Namun, sejak dekade 1990-an, penambahan tingginya agak melambat. Menurut catatan PVMBG, sejak awal munculnya hingga tahun 2022 atau dalam jangka waktu 95 tahun, Gunung Anak Krakatau lebih dari 10 meletus, tetapi belum sampai pada taraf yang mengkhawatirkan.

Tahun 2018, aktivitas Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan, hingga terjadilah tsunami di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu yang menelan korban ratusan jiwa.

Gelombang air bah menerpa lantaran dipicu oleh runtuhan sebagian tubuh gunung yang longsor di dalam laut.

Hingga saat ini, Gunung Anak Krakatau terus dipantau karena erupsinya berpotensi bisa menyebabkan tsunami.  (ing)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: