Malu Apa
Muhyiddin memang hanya sekitar satu tahun menjadi perdana menteri. UMNO, setelah melakukan konsolidasi, bisa menyingkirkan Muhyiddin. Maka UMNO kembali penuh berkuasa. Pinter sekali: Muhyiddin tidak bisa keluar dari koalisi dengan UMNO. Ada perjanjiannya.
Di saat Muhyiddin kecewa itulah ia bongkar rahasia Ahmad Zahid: agar Muhyiddin campuri pengadilan.
Maka Anwar Ibrahim pun, kini 74 tahun, sebagai tokoh sentral reformasi, tidak sempat jadi perdana menteri. Padahal ia sudah punya gelar prime minister in waiting. Tinggal tunggu kapan Mahathir menyerahkan jabatan itu kepadanya.
Dulu pun begitu. Ketika Anwar masih muda. Ia sudah menjadi wakil perdana menterinya Mahathir. Pun Mahathir sudah mendeklarasikan: Anwarlah calon penggantinya kelak. Baik sebagai ketua umum UMNO maupun sebagai perdana menteri.
Itu tidak pernah terjadi. Anwar ditangkap. Ia dituduh melakukan semburit.
Permusuhan hebat pun terjadi antar keduanya. Berpuluh tahun. Anwar masuk penjara. Sampai kelak, keduanya sama-sama memusuhi partai mereka sendiri: UMNO.
Gabungan dua tokoh ini pun berhasil menggulingkan Najib Razak nan UMNO. Tapi Anwar belum bisa jadi PM: kasusnya belum selesai. Maka Mahathir-lah yang jadi perdana menteri lagi. Agar bisa mengusulkan pengampunan Anwar ke Raja Malaysia.
Sambil menunggu Anwar bisa menjadi anggota DPR. Syarat menjadi perdana menteri haruslah menjadi anggota DPR.
Semua terlaksana.
Pengampunan didapat.
Dapil juga didapat —seorang anggota DPR di Port Dickson rela mundur demi Anwar bisa ikut pemilu sela.
Anwar terpilih.
Mahathir belum segera menyerahkan jabatan. Anwar juga tidak terlalu mendesak.
Sampai akhirnya Mahathir mundur —tanpa sempat memberi Anwar kesempatan jadi PM.
Ada dua macam debat minggu ini. Yang kedua adalah debat antar calon wakil ketua Partai Keadilan Rakyat. Yang kosong sejak Azmi membelot dulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: