Jalur Ciniru-Garawangi Terputus

Jalur Ciniru-Garawangi Terputus

KUNINGAN - Hujan yang terus-menerus mengguyur Kuningan sejak Jumat siang-Minggu kemarin, membuat jalur Garangwangi-Ciniru terputus. Sebab, di Blok Dangdeur Desa Pekembangan, Kecamatan Garawangi, terjadi longsor yang membuat badan jalan tertutup tanah. Akibat longsor tersebut, jalur transportasi dari kedua arah lumpuh. Longsor sendiri diperkirakan terjadi pada pukul 18.00 WIB. Untungnya, tidak ada korban dalam kejadian itu, karena ketika terjadi longsor tidak ada kendaraan yang lewat. “Iya terjadi longsor, tapi saya belum mengetahui secara pasti. Soalnya tadi mengetahui dari warga yang mau ke Ciniru, namun karena terhalang balik lagi,” ucap Jaja Sudirja warga Desa Purwasari, Kecamatan Garawangi kepada Radar, Minggu malam (17/11). Untuk memberitahu kepada pengendara yang lewat, lanjut dia, warga bersama tukang ojeg menutup jalan tersebut dengan kursi pada pukul 19.00 WIB. Longsor yang memenuhi badan jalan memang sangat besar, sehingga motor pun tidak bisa lewat. Jaja yang sering melewati jalur tersebut mengungkapkan, jalur Garawangi-Ciniru memang rawan longsor, karena kiri kanan banyak tebing dan diperparah tekstur tanah yang labil. “Sebenarnya, kalau hujannya tidak terus-menerus, mungkin tidak akan terjadi seperti ini,” ujarnya. Kanit Polsek Ciniru Kuswara membenarkan telah terjadi longsor yang memutuskan jalur tersebut. Informasi yang ia peroleh adalah kendaraan tidak bisa lewat karena gundukan tanah menutupi seluruh badan jalan. Berbeda dengan keterangan Jaja dan Kuswara, staf BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)  Kuningan, Yayat mengaku belum mengetahui informasi. Dia sudah mengontak beberapa relawan terutama yang berada di kedua kecamatan itu, tapi mereka tidak mengetahui. “Pada jam 17.00 WIB relawaan dari Ciniru melintas ke jalur tersebut, namun mereka mengaku tidak melihat longsoran,” jelas Yayat. Hingga saat ini, lanjut dia, pihaknya belum menerima laporan dari petugas kecamatan. Padahal, setiap kecamatan diberikan alat radio untuk bisa berkomunikasi dengan pihak BPBD. “Kalau ada laporan terbaru, saya akan memberi data pasti, karena ini harus cepat ditanggulangi,” jelasnya. Sementara itu, Radar mencoba menghubungi nomor kepala Desa Pekembang, namun ponselnya tidak aktif. Begitu juga para pegawainya. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: