Cicak Kering Cirebon, Warga Kertasura Ekspor ke China, Omzet Sehari Rp15 Juta

Cicak Kering Cirebon, Warga Kertasura Ekspor ke China, Omzet Sehari Rp15 Juta

Bisnis cicak kering dari Cirebon di Desa Kertasura, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. -Ade Gustiana-radarcirebon.com

Setiap hari rata-rata ia menerima cicak basah seberat Rp150 kilogram. Itu, masih kata Gandi, jauh berkurang. Dibanding beberapa tahun silam, yang mencapai 1 ton/hari.

Dia tak membatasi kuota cicak. Berapa pun banyaknya akan dibeli. Cicak yang baru diterima langsung dimasukkan ke lemari pendingin. Menghindari proses pembusukan.

BACA JUGA:Pembinaan Pendidikan-Keagamaan oleh Mahasiswa IAI BBC

BACA JUGA:Zebra Cross Dijadikan Arena Cat Walk Citayam Fashion Week, Pengamat: Tidak Baik

Biasanya, cicak diburu menggunakan lem tikus. Yang direkatkan pada ujung benda panjang seperti kayu. Bukan saja cicak yang biasa menempel di dinding.

Tapi, kata Gandi, cicak-cicak yang ditemui di perkebunan yang banyak merayap di tanah. Tak ada kriteria cicak khusus. 

Meski sudah puluhan tahun melakoni bisnis cicak kering yang diekspor dari Cirebon ke China, namun Sugandi tidak mengetahui pemanfaatannya. Meski ada yang bilang untuk kosmetik hingga obat.

Namun, hingga kini bisnis cicak kering dari Cirebon yang dirintis Sugandi masih terus eksis dan mempekerjakan warga setempat. Kebanyakan ibu-ibu. 

BACA JUGA:Ridwan Kamil: Guru Awasi Waktu Kritis untuk Cegah Perundungan Antarsiswa

BACA JUGA:Dukung EBT, PLN Siap Kembangkan Pembangkit Bayu 597 MW Hingga 2030

Proses pengolahan cicak kering dari Cirebon tersebut menggunakan oven. Yang kemudian di-packing hingga barang siap kirim dan menuju ke lokasi tujuan di luar negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: koran radar cirebon