Aplikasi Android Bisa Sedot Rekening, Segera Hapus, Simak Daftar Ini
Daftar aplikasi Android berbahaya dan bisa sedot rekening-The Hacker News-radarcirebon.com
Dropper perbankan, pada bagian mereka, telah berevolusi sejak awal tahun, beralih dari alamat unduhan muatan kode keras ke menggunakan perantara untuk menyembunyikan alamat yang menampung malware.
"Penjahat dunia maya terus-menerus menemukan cara untuk menghindari deteksi dan menginfeksi sebanyak mungkin perangkat," kata para peneliti.
"Selain itu, karena ada permintaan tinggi akan cara baru untuk mendistribusikan malware seluler, beberapa pelaku jahat mengklaim bahwa dropper mereka dapat membantu penjahat dunia maya lainnya menyebarkan malware mereka di Google Play Store, menghasilkan model dropper-as-a-service (DaaS)."
Oleh karena itu, warga yang terlanjut menginstal aplikasi Android jenis itu agar segera menghapus dari perangkatnya karena berbahaya dan bahkan bisa sampai sedot rekening perbankan.
Berikut daftar aplikasi berbahaya di Android yang dapat sedot rekening perbankan penggunanya:
- Call Recorder APK (com.caduta.aisevsk)
- Rooster VPN (com.vpntool.androidweb)
- Super Cleaner- hyper & smart (com.j2ca.callrecorder)
- Document Scanner - PDF Creator (com.codeword.docscann)
- Universal Saver Pro (com.virtualapps.universalsaver)
- Eagle photo editor (com.techmediapro.photoediting
- Call recorder pro+ (com.chestudio.callrecorder)
- Extra Cleaner (com.casualplay.leadbro)
- Crypto Utils (com.utilsmycrypto.mainer)
- FixCleaner (com.cleaner.fixgate)
- Just In: Video Motion (com.olivia.openpuremind)
- com.myunique.sequencestore
- com.flowmysequto.yamer
- com.qaz.universalsaver
- Lucky Cleaner (com.luckyg.cleaner)
- Simpli Cleaner (com.scando.qukscanner)
- Unicc QR Scanner (com.qrdscannerratedx)
Demikian daftar aplikasi berbahaya di Android yang bisa sampai sedot rekening perbankan. Untuk yang sudah terlanjut menginstal agar segera menghapus. Apalagi, daftar aplikasi itu, sudah tidak ada di Playstore.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: the hacker news