Sekda Kirim Surat Edaran ke SKPD

Sekda Kirim Surat Edaran ke SKPD

KEJAKSAN– Plt Sekda Drs H Arman Surahman MSi geram namanya dicatut oknum tidak bertanggun jawab untuk meminta sejumlah uang kepada kepala sekolah (kepsek). Arman langsung memerintahkan ajudan sekda, Sutisna SE, untuk membuat surat edaran kepada seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Ditemui kemarin, Arman langsung meminta koran ini menceritakan kejadian yang terjadi versi kepala sekolah. Setelah itu, Arman langsung memerintahkan ajudannya untuk segera membuat surat edaran. “Buat surat edaran sekarang untuk seluruh SKPD. Jangan sampai ada catut nama lagi,” ucapnya. Arman menjelaskan, aksi penipuan yang dilakukan oknum tersebut, tidak boleh terjadi lagi. Sebab, hal itu akan mencoreng nama baik dirinya sebagai pribadi, juga Pemkot Cirebon. Karena itu, dengan surat edaran resmi yang ditandatanganinya, Arman berharap agar seluruh kepala SKPD dan jajarannya hingga kepala sekolah sekalipun, tidak merespons apa yang dimintakan oknum tersebut. “Saya tidak mungkin meminta uang puluhan juta kepada kepala sekolah. Itu hanya oknum saja,” tegasnya. Selain itu, baik ajudannya maupun orang dekat, tidak ada yang berani melakukan perbuatan tercela itu. Sementara ajudan sekda, Sutisna menerangkan, pada Jumat kemarin (22/11), memang datang beberapa kepala sekolah ke ruangan sekda. Di mana, mereka mengaku ditelepon Sekda Arman untuk menyerahkan sejumlah uang yang diminta. Mengetahui hal itu, Sutisna curiga ada oknum yang memanfaatkan nama sekda Arman. “Saya tanya nomor yang mengaku sekda. Saat dicocokan, ternyata bukan nomor Pak Arman,” terangnya kepada Radar, Senin (25/11). Merasa ada kejanggalan, Sutisna langsung meminta nomor telepon yang dimaksud untuk dihubungi. Di hadapan kepala sekolah yang datang ke ruangan sekda itu, dia menelepon nomor tersebut. Saat ditelepon, dari ujung suara dengan tenang mengaku sebagai Arman Surahman. Karena sudah sangat hafal dengan suara dan karakter Arman, Sutisna langsung memarahi oknum tersebut. “Saya pastikan itu oknum yang mengaku ajudan dan sekda. Saya maki-maki dengan kata-kata kasar,” terangnya. Setelah itu, nomor yang dimaksud tidak aktif hingga saat ini. Selain itu, Sutisna maupun pegawai terkait lainnya di Sekretariat Daerah (Setda) Kota Cirebon tidak pernah melakukan komunikasi aktif dengan para kepala sekolah. Terlebih, menyangkut permintaan sejumlah uang kepada mereka dengan mengatasnamakan sekda. “Saya dan pegawai lainnya, tidak berani melakukan itu,” tegasnya. Selama ini, perintah yang diberikan sekda Arman Surahman, hanya bersifat kedinasan dan tidak ada yang lain. Di kalangan PNS, nama Arman Surahman dikenal sebagai sosok yang bersih dan berdedikasi. Sehingga, Sutisna tidak yakin kalau atasannya itu melakukan komunikasi aktif dengan kepala sekolah, untuk meminta uang hingga puluhan juta rupiah. Catut mencatut nama untuk menipu, sudah sering dilakukan oknum dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Sementara Wakil Wali Kota Cirebon Drs Nasrudin Azis SH mengatakan, catut mencatut nama pejabat PNS, wakil wali kota maupun wali kota, tidak perlu dihiraukan oleh mereka yang diminta. Terlebih para PNS setingkat kepala SKPD dengan jajarannya, Azis yakin, mereka terdiri dari orang pilihan dan terdidik dengan kualitas intelektual diatas rata-rata. Artinya, mereka seharusnya dapat memilah dan memilih informasi yang disampaikan. “Aksi mencatut nama sekda itu sering terjadi. Jangan dipercaya karena hal itu tidak diperbolehkan secara aturan,” tukasnya. Karena itu, Azis menghimbau agar kepala sekolah maupun PNS lainnya, mengabaikan dan melaporkan jika terjadi lagi hal-hal demikian. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: