Makam Keramat Syekh Jagasara Jagasari di Beber Cirebon, Dekat Tanjakan Banteng, Begini Kisahnya
Makam Keramat Syekh Jagasara dan Syekh Jagasari di Desa Beber, Kabupaten Cirebon. -Yuda Sanjaya-Radarcirebon.com
Radarcirebon.com, CIREBON - Syekh Jagasara dan SyekhJagasari adalah dua tokoh ulama yang makamnya ada di dekat jalan utama Desa Beber, Kabupaten Cirebon, atau tepatnya sebelum tanjakan batu banteng.
Lokasi Makam Syekh Jagasara dan Jagasari berasa di jalan alternatif yang menghubungkan Desa Beber, Kabupaten Cirebon dengan Kecamatan Pancalang, Kabupaten Kuningan.
Meski jalan tersebut tidak beraspal, banyak warga yang datang ziarah ke Makam Syekh Jagarasa dan Jagasari yang berada di dekat Jalan Utama Cirebon Kuningan tersebut.
Begitu menuju jalan setapak berbatu yang dapat dialalui kendaraan roda empat, Makam Keramat Syekh Jagasara dan Jagasari terlihat menonjol di tengah area persawahan yang membentang luas.
BACA JUGA:Mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah Bebas Bersyarat dan Wajib Lapor Selama 4 Tahun
BACA JUGA:Mantan Bupati Indramayu Supendi Bebas, Disambut Isak Tangis Keluarga
Makam keramat tersebut bercat merah, dengan pagar bata. Sementara di area tersebut terdapat beberapa makam, juga bangunan yang berada di paling belakang.
Sayangnya, areal Makam Syekh Jagasara dan Jagasari terlihat kurang begitu terawat. Tetapi setiap tahun, tepatnya 10 Muharam selalu dilaksanakan haul yang sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Beber.
Selain haul, juga biasanya dilaksanakan pawai obor, hingga santunan dan beragam kegiatan lainnya. Kemudian ditutup dengan ziarah di area makam.
Lalu siapa sebenarnya tokoh tersebut? Rupanya Syekh Jagasara dan Jagasari adalah tokoh penyebar Islam di wilayah Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon dan ketika itu diutus oleh Sunan Gunung Jati.
BACA JUGA:Pinangki Bebas Bersyarat, Inilah Penjelasan Ditjepas Kemenkumham
BACA JUGA:Soal Tarif Angkot, Wali Kota Cirebon: Naik, Tapi Nominalnya Belum Final
Waktu itu, Sunan Gunung Jati menugaskan agar melakukan syiar. Sebab, di wilayah selatan tersebut belum banyak masyarakat yang mengenal Agama Islam.
Di tempat itu, Syekh Jagasara dan Jagasari membuka lahan untuk bertani dan bercocok tanam. Sekaligus tempat untuk mereka dapat bermukim.
Lama kelamaan, pengikut keduanya semakin banyak dan terus berkembang. Sehingga dibuat semacam pedukuhan. Tetapi, para pengikut kesulitan memberikan nama tempat baru itu.
Lalu, mereka memutuskan menggunakan kisah Syekh Jagasara Jagasari membuka lahan atau dalam bahasa Sunda disebut Ngababera atau Ngabebera. Yang artinya pembaharuan.
BACA JUGA:SMAK PENABUR Cirebon Raih Juara 2 Olimpiade Akuntansi PGRI Madiun
BACA JUGA:Demonstrasi Mahasiswa di Kota Cirebon Hari Ini, Massa dari PMII Merangsek ke Gedung Dewan
Setelah kawasan tersebut semakin berkembang, di usia yang sudah sepuh Syekh Jagasara dan Jagasari pun wafat dan dimakamkan di areal tersebut.
Kepemimpinan Padukuhan selanjutnya adalah seorang ulama, Ki Buyut Nuralim yang terkenal dengan kearifan dengan ilmunya yang sangat dalam.
Syahdan, batu yang menyerupai banteng dan menutup jalan yang saat itu telah ramai digunakan penduduk menuju ke Kuningan.
Ki Buyut Nuralim memindahkan batu tersebut ke sebelah Barat dikenal dengan nama jalan Batu Banteng.
BACA JUGA:Restoran Padang Binaan BNI di Den Haag Diapresiasi DPR
BACA JUGA:PSG vs Juventus: Rekor Mengerikan Lionel Messi yang Mengancam si Nyonya Tua
Dalam riwayat tutur selanjutnya, Ki Buyut Nuralim mengumpulkan ulama dan tokoh masyarakat Desa Beber untuk merumuskan penyebaran agama Islam dan dibentuklah enam wilayah pengembangan dakwahnya.
- Blok Pangasinan yang di pimpin oleh Kyai Ismail.
- Blok Rancapacing yang di pimpin oleh Kyai Emen.
- Blok Cela yang di pimpin oleh Kyai Abdul Kohar.
- Blok Karang anyar yang di pimpin oleh Kyai Mansyur.
- Blok Dukuh yang di pimpin oleh Kyai Ahyad.
- Blok Cisereh yang di pimpin oleh Kyai Karim.
BACA JUGA:Kebijakan Ekonomi Biru, Airlangga: Jadi Penarik Sumber Pendanaan Baru
BACA JUGA:PSG vs Juventus: Massimiliano Allegri Yakin Kalahkan Les Parisiens
Setelah Ki Buyut Nuralim wafat Desa Beber dipimpin seorang Kuwu. Demikian kisah Makam Keramat Syekh Jagasara dan Jagasari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: