Anggaran HIV/AIDS Rendah

Anggaran HIV/AIDS Rendah

INDRAMAYU – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dr Dedi Rohendi MARS mengatakan, jumlah penderita human immunodeficiency virus (HIV)/acquired immune deficiency syndrome (AIDS) di Kabupaten Indramayu memang terbilang sangat tinggi. Hingga November 2013 ini, tecatat sudah ada 1.092 kasus HIV/AIDS. Meskipun demikian, anggaran untuk mengatasi masalah tersebut justru sangat rendah. “Jumlah penderita HIV/AIDS ini merupakan yang tertinggi di sepanjang jalur pantai utara Jawa Barat,” kata Dedi, kemarin. Dedi juga mengaku sangat prihatin, karena laju penyebaran penderita HIV/AIDS di Kabupaten Indramayu sangat cepat dan perlu penanganan serius. Kalau dibiarkan dikhawatirkan akan menjadi kejadian luar biasa. Dikatakan Dedi, penularan penyakit HIV/AIDS bisa melalui berbagai cara. Diantaranya melalui penggunaan jarum suntik, melalui hubungan seksual, transfusi darah, dan dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya. Sementara untuk Kabupaten Indramayu, penyebaran HIV/AIDS terbanyak melalui hubungan seksual. Yaitu dari suami atau istri pengidap HIV/AIDS kepada pasangannya. Selain itu, juga banyak ditularkan melalui hubungan seksual para pekerja seks komersil (PSK). “Saya pikir harus ada tindakan yang nyata dan komprehensif dengan melibatkan semua kalangan. Karena kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan,” tandasnya. Penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Indramayu juga terlendala minimnya anggaran. Padahal berdasarkan undang-undang harusnya sepuluh persen dari total APBD. Bukan hanya itu, tambah Dedi, penanganan HIV/AIDS juga terkendala minimnya sarana dan prasarana. Seperti keberadaan puskesmas voulentary conselling testing (VCT) yang sangat minim. Padahal puskesmas tersebut menyediakan layanan konsultasi, pemeriksaan, dan pengobatan HIV/AIDS. “Dari 49 puskesmas yang ada di Kabupaten Indramayu, jumlah puskesmas VCT baru ada empat. Yakni puskesmas Margadadi, puskesmas Jatibarang, puskesmas Kandanghaur, dan puskesmas Karangampel. Kemudian dua rumah sakit yang memberikan pelayanan serupa,” pungkasnya. Sementara itu, menyambut Peringatan Hari AIDS Sedunia yang jatuh tanggal 1 Desember, mahasiswa STIKes Indramayu melakukan longmarch keliling kota Indramayu, sambil memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS, Minggu (1/12). Diawali dari Kampus STIKes di Sindang Indramayu, mereka berjalan menuju jalan MT Haryono, RA Kartini, dan berhenti di Bundaran Adipura. Di tempat itu mereka melakukan bagi-bagi bunga kepada masyarakat, serta menyebarkan brosur yang berisi peringatan tentang bahaya HIV/AIDS. Selanjutnya mahasiswa menyusuri Jalan Jenderal Sudirman hingga Bundaran Kijang. Di Bunderan Kijang mereka kembali berkumpul dan melakukan orasi serta membagikan brosur dan bunga, untuk mengingatkan tentang Hari AIDS Sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Desember. “Melalui peringatan Hari AIDS Sedunia kali ini, kami ingin mengingatkaan masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS yang terus mengancam, dengan harapan mereka akan lebih hati-hati dan waspada,” ujar Yaya Hadi, koordinator aksi. Sementara Ketua STIKes Indramayu, Lily Yulikhah SSiT M Keb, yang juga ikut mendampingi mahasiswa melakukan aksi simpatik, menyambut baik kegiatan tersebut. Menurutnya, sebagai perguruan tinggi yang membidangi ilmu kesehatan, STIKes juga memiliki kewajiban moral untuk ikut menciptakan masyarakat yang sehat. Salah satunya adalah melalui kampanye di Hari AIDS Sedunia. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: