Atasi Sampah, Jabar Perkuat Program Nyepah dan Gebyar PAS

Atasi Sampah, Jabar Perkuat Program Nyepah dan Gebyar PAS

Program NYEPAH -Biro Adpim Jabar-

Radarcirebon.com, BANDUNG - Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat (Disperkim Jabar) menguatkan dua program unggulan mereka yaitu Nyetor Sampah Jadi Berkah (NYEPAH) dan Gebyar PAS (Gerakan Belanja Bayar Pakai Sampah). 

Kedua program tersebut mengedepankan pemberdayaan masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah dalam rangka mengurangi sampah dari sumber.

NYEPAH sendiri merupakan gerakan menyetor sampah non organik dari sampah rumah tangga pegawai Disperkim ke TPS3R milik Disperkim, yang dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh tenaga kebersihan.

BACA JUGA:Masuk Kuliah Sekarang Lebih Mudah, Siswa IPS Bisa Ikut Seleksi Prodi IPA

Sementara Disperkim memfasilitasi proses penjualan sampah terpilah melalui kerja sama dengan komunitas peduli sampah. 

Sedangkan Gebyar PAS yakni memberdayakan para penghuni di empat lokasi tempat apartemen transit milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menukarkan sampah anorganik dengan kupon belanja yang bisa digunakan di gerai-gerai kebutuhan pokok di apartemen transit itu sendiri. 

Plt Kepala Disperkim Jabar Wahyu Mijaya mengatakan, pihaknya terus memperkuat kedua program tersebut mengingat masalah persampahan di Jabar saat ini merupakan hal urgen yang harus ditangani. 

BACA JUGA:Persib Bandung Menang Besar Lawan Barito Putra, Skor 5-2 Jadi Modal Pertahankan Klasemen

"Persoalan persampahan yang tidak tertangani menyebabkan pencemaran lingkungan dan mempengaruhi kesehatan," ucapnya pada Rakor NYEPAH dan Gebyar PAS di Bale Riung Kantor Disperkim Jabar, Kota Bandung, Kamis 15 September 2022.

Wahyu menuturkan, NYEPAH merupakan gerakan sosial berupa setor sampah rumah tangga non organik dalam mendukung program pilah sampah dari sumber menuju sirkular ekonomi serta membantu mengurangi buangan sampah ke TPA. 

Pendekatannya, mengembangkan kesosialan melalui sedekah sampah, menjaga kualitas lingkungan dari pencemaran sampah, dan mengembangkan sirkular ekonomi.

BACA JUGA:Hadiri Tradisi Yaa Qowiyyu, Airlangga: Berilah Kekuatan Kepada Kami Umat Muslim

"Adapun kebaruan program ini, baru kali ini sampah non organik seperti kertas, plastik, logam dan kaca dibawa ke kantor."

"Kemudian pengangkutan sampah oleh komunitas, memberikan pendapatan terhadap pengelola secara transparan dengan e-wallet/perbankan, dan jumlah sampah yang disetorkan terekam dan tercatat sehingga memudahkan monev pengurangan sampah," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diskominfo jabar