Perdana Menteri Israel Yair Lapid Serukan Perdamaian dan Akui Palestina, Benjamin Netanyahu Mengecam
Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu -fajar.co.id-
Radarcirebon.com, NEW YORK - Pernyataan mengejutkan datang dari Perdana Menteri Israel Yair Yapid di Majelis Umum PBB pada Kamis 22 September 2022 lalu.
Lapid menyerukan negara-negara Arab dan Islam untuk berdamai dan mengakui keberadaan Israel.
"Sejarah ditentukan oleh manusia. Kita perlu memahami sejarah dan menghormatinya dan belajar dari itu, tapi juga bersedia untuk berubah."
BACA JUGA:Inilah Kronologis Kecelakaan Maut di Depan Goa Sunyaragi Cirebon, Identitas Korban Belum Diketahui
"Demi memilih masa depan daripada masa lalu, memilih perdamaian dari peperangan," kata Lapid seperti dikutip Al Jazeera via fin.co.id, Sabtu 24 September 2022.
Dalam pidatonya, Lapid juga menyatakan dukungan Israel terhadap solusi dua negara dalam menyelesaikan konflik dengan Palestina yang sudah berlangsung lebih dari setengah abad ini.
"Solusi dua negara merupakan solusi penyelesaian konflik antara Israel-Palestina yang selama ini disepakati komunitas internasional."
Dengan solusi ini, Palestina dan Israel masing-masing berdiri sebagai sebuah negara berdaulat dan merdeka yang hidup beriringan.
"Sebuah kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan solusi dua negara untuk dua bangsa adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel dan untuk masa depan anak-anak kita," kata Lapid.
Kendati demikian, pemimpin Oposisi yang juga mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapi pidato Perdana Menteri Israel Yair Lapid di Majelis Umum PBB pada Kamis 22 September 2022.
Benjamin menilai Lapid lemah dan membahayakan masa depan Israel. Sebab dalam pidatonya Yair Lapid mendukung kemerdekaan Palestina dan ingin bersahabat dengan negara-negara Arab dan Islam.
BACA JUGA:PDL Polisi Lalu Lintas Bakal Diperbarui, Begini Penjelasan Kakorlantas Polri
"Malam ini kita mendengar pidato yang penuh dengan kelemahan, kekalahan dan menundukkan kepala."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase