Petani Kesulitan Mencari Buruh Derep

Petani Kesulitan Mencari Buruh Derep

HAURGEULIS – Para petani di Desa Wanakaya Kecamatan Haurgeulis sedang kebingungan. Pasalnya, panen musim rendeng tahun ini mereka kesulitan mendapatkan buruh memanen sawah (derep). Keengganan buruh tani untuk ikut derep, akibat musim hujan yang menyebabkan areal sawah menjadi becek. Bahkan sebagian sawah siap panen malah tergenang air. Dengan kondisi itu, buruh derep enggan memanen padi karena hasilnya tidak maksimal dibanding tenaga yang harus dikuras. “Kalau kondisi becek padi susah dipanen. Untuk angkut gabahnya harus dipanggul tidak bisa pakai kendaraan, karena akses jalannya tidak bisa dilalui,” kata Kuwu Desa Wankaya, Sukri kepada Radar, Rabu (4/12). Padahal kata dia, upah buruh derep sudah dinaikkan. Dari yang biasanya Rp40 ribu per kuintal menjadi Rp50 ribu per kuintal. Tapi tetap saja tidak ada yang mau. Sehingga untuk memanen padi sebagian petani setempat harus mendatangkan buruh derep dari luar kecamatan, seperti dari Anjatan atau Sukra. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, saat ini untuk mencari tenaga pemanen dia rasakan sudah semakin sulit karena kebanyakan buruh derep sudah beralih profesi. Apalagi jika masa panen hampir bersamaan, kendala tersebut semakin terasa. “Sekarang ini kebutuhan buruh derep memang masih dapat diatasi meski terkadang petani harus mengantre. Tapi tidak tahu kedepannya ketika buruh tenaga bantu pemanen semakin berkurang,” ungkapnya. Keluhan serupa juga disampaikan Kardi (43) salah seorang petani. Menurut dia, kebutuhan tenaga buruh derep tersebut tak dapat dipandang sebelah mata. Pada saat memasuki musim panen raya yang bersamaan dengan musim hujan, keberadaan mereka sangat dibutuhkan. Sebab jika tanaman padi terlambat dipanen, petani akan menderita rugi besar. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: