Menjadi Perhatian Publik, Inilah Pendapat Ustadz Adi Hidayat Soal Wahabi
Ustadz Adi Hidayat-Ist/Tangkapan Layar-
Ustaz Adi memperjelas bahwa orang yang disebut Wahabi maka perlu dipastikan apakah sosok dan karakternya benar-benar seorang yang murah hati, selalu memberi sesuatu.
Ustaz Adi Hidayat lalu menyinggung salah satu sosok pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang dikenal sebagai Syekh Abdul Wahab Hasbullah.
BACA JUGA:Alhamdulillah! Siklon tropis Nalgae Menjauhi Wilayah Indonesia
Maka, dia pun meminta kepada semua orang-orang agar berhati-hati menyinggung atau menuduh seseorang dengan suatu sebutan tertentu.
"Siapa wahabi yang dimaksudkan di sini? Saya tidak mengerti, karena di antara pendiri Nahdlatul Ulama pun Syeikh Abdul Wahab Hasbullah. Wahab juga namanya, hati-hati."
"Murid-murid para ulama dulu juga ada Muhammad Abdul Wahab, bukan partner yang mendirikan King Saud (Kerajaan Saud di Arab Saudi), sebelumnya sudah ada Muhammad bin Abdul Wahab, saya tidak tahu mana yang dimaksudkan," terang Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat lalu menegaskan bahwa dirinya bukan bagian dari Muhammad bin Abdul Wahab yang dikenal sebagai cendikiawan Islam asal Arab Saudi.
BACA JUGA:Perusahaan Asal Rusia Ini Tawarkan Pengalaman Dikubur Hidup-hidup, Tarifnya Bikin Melongo
"Kalau saudara maksudnya yang mendirikan Saudi Arabia, saya bukan bagian dari itu, ya, karena saya bukan pengikut beliau, saya tidak sezaman dengan beliau, gitu kan, ya dan tidak tahu siapa beliau," kata Ustadz Adi Hidayat.
"Jadi, harus diperjelas yang membuat status (Wahabi) apa yang dimaksudkan itu. Jangan-jangan yang buat kalimat itu nggak ngerti apa isinya, hanya ramai-ramai tulis begini tulis begitu. Biasa itu, bagian dari pemanis kehidupan," tambahnya.
Ustadz Adi Hidayat menyarankan agar orang mengaji dan menimba ilmu agama kepada ulama yang benar-benar bermanfaat ilmunya.
Ia menyarankan agar berguru kepada ulama yang benar-benar mengajarkan Al-Quran dan Sunnah, sebagaimana dirinya saat ini yang dikenal dan diakui keilmuannya dalam memahami Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
"Dan yang seperti itu nggak usah dipikirin, buang-buang waktu, selesai. Jadi kalau Anda ngaji dengan siapa pun, kalau ada manfaat Anda ambil, tidak ada manfaat tinggalkan.
"Saya tidak pernah mengajarkan sesuatu, pertama membuat kelompok. Saya hanya ingin mengajarkan di Quran seperti ini, di Sunnah seperti ini, kalau menurut Anda baik silakan ambil. Kalau tidak baik tinggalkan pendapat saya," terang dia lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase