Densus 88 Tangkap 2 Anggota Brimob Polda Lampung, Terpapar Jaringan Terorisme

Radarcirebon.com, BANDARLAMPUNG - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri berhasil menangkap 2 polisi anggota Polda Lampung.

Kedua polisi anggota Polda Lampung ditangkap karena diduga terlibat jaringan terorisme.

Dua polisi tersebut merupakan anggota dari kesatuan Brimob Polda Lampung.

BACA JUGA:Cegah Bullying di Sekolah, KPAI dan Unit PPA Satreskrim Polres Cirebon Kota Lakukan Ini

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad membenarkan adanya serangkaian kegiatan oleh Densus 88 di Lampung.

"Tim Densus 88 Anti Teror telah melakukan serangkaian kegiatan dalam mengantisipasi terhadap sel radikal terorisme. Itu dilakukan di seluruh Indonesia khususnya di wilayah Polda Lampung," katanya, Senin, 14 November 2022 malam.

Saat ditanya yang ditangkap Densus 88 adalah oknum Brimob, Zahwani mengatakan secara detil akan disampaikan Mabes Polri.

BACA JUGA:Sekda Jabar: Kader PKK Punya Peran Penting Tingkatkan Literasi Digital

"Secara detil pihak Mabes dalam hal ini tim penyidik yang akan menyampaikan. Polda Lampung hanya membenarkan bahwa ada serangkaian kegiatan yang dilakukan Densus 88 dalam rangka pencegahan radikalisme terorisme," kata dia.

Sebelumnya, Tim Densus 88 telah menggeledah rumah terduga terorisme berinisial TW di Jalan Kucing, Purwoasri, Metro Utara, Kota Metro, Lampung beberapa hari lalu.

Dalam penggeledahan tersebut, ditemukan barang bukti berupa tiga buah senjata api Laras Panjang, satu buah senjata api jenis revolver, dan tiga magazine SS1, serta sekitar 800 butir peluru dengan ukuran 5,56 mm dan 9 mm.

BACA JUGA:Warga Banjarnegara Tewas Terlindas Truk Tronton di Depan Pasar Celancang Cirebon, Begini Kronologi Kejadiannya

Saat dikembangkan, barang bukti tersebut diduga berasal dari oknum Perwira Menengah (Pamen) Brimob Polda Lampung berinisial S dan anggota Brimob Polda Lampung berinisial L.

Menanggapi kabar dugaan anggota Brimob ditangkap Densus 88, Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Lampung Kombes Wahyu Widiarso mengaku belum mengetahui informasi tersebut.

"Belum tahu, kami tidak ada sangkut pautnya. Itu kapasitasnya dari Densus," katanya. (jun)

 

 

Sumber: