Presiden Lula Protes, Warga Australia Demo

Presiden Lula Protes, Warga Australia Demo

BRASILIA- Dukungan terhadap Julian Assange, pendiri WikiLeaks tak terbendung. Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva mengkritik penangkapan mantan peretas tersebut sebagai pukulan telak terhadap kebebasan berekspresi. Ketika muncul di depan publik di ibu kota Brazil, Lula mengecam penahanan Assange dan mengekspresikan solidaritas dengan mengekspose dokumen yang diklaim WikiLeaks sebagai sebuah mandat. Lula menyatakan, Assange membocorkan kawat diplomatik yang selama ini tidak mungkin diketahui. Dia juga mengkritik pemimpin negara lain yang gagal mencegah penahanan terhadap pria 39 tahun tersebut. “Mereka telah menahannya (Assange) dan saya tidak mendengar adanya protes tentang kebebasan berekspresi,” sindirnya. Dari Washington, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa tuduhan pemerkosaan yang dilakukan Assange terhadap dua wanita Swedia tidak ada kaitannya dengan pembocoran dokumen. “Tuduhan yang ditimpakan kepada Assange dan membuatnya ditahan tidak ada hubungannya dengan pembocoran dokumen,”  terang juru bicara Deplu Charles Luoma-Overstreet dalam surat elektronik kepada Agence France Presse.  Tentang tuduhan asusila itu, ibu Julian Assange, Christine Assange menepisnya. “Julian tidak akan memperkosa,” tegas Christine yang tinggal di Queensland. “Apakah saya khawatir (dengan kondisi Julian)? Saya ini sama dengan ibu di manapun. Setiap kali ada berita (tentang putra saya) saya terus memperhatikannya,” tutur Christine. Dari Sydney dilaporkan, ratusan warga Australia menggelar demonstrasi mendukung Julian Assange. Mereka mendesak pemerintah untuk tetap membela hak asasi pria kelahiran Australia tersebut.  Demonstrasi pecah di seantero Negeri Kanguru setelah aktivis kelompok GetUp, menyatakan bahwa lebih dari 50 ribu orang telah menandatangani petisi kebebasan memperoleh informasi. Mereka juga menggalang dana hingga mendekati USD 250 ribu (sekitar Rp2,25 miliar)agar petisi tersebut bisa dimuat di koran Amerika. Demonstrasi yang sekaligus memperingati Hari HAM internasional itu mengkritisi komentar Perdana Menteri Australia Julia Gillard terkait penolakannya atas perbuatan Assange. Menurut dia, tindakan Assange membocorkan kawat rahasia AS tersebut adalah ilegal.  “Saya mengecam pembocoran informasi (rahasia) ini di situs WikiLeaks. Sangat tidak bertanggungjawab dan ilegal,” ujar Gillard awal pekan lalu. Meski dikecam, Gillard tetap pada pendiriannya dan meminta polisi untuk menginvestigasi tindakan pembocoran dokumen tersebut. Namun, demonstrasi 400 orang di luar Gedung Balai Kota Sydney menolak gagasan sang perdana menteri. Mereka berkumpul dengan membawa sejumlah poster bertulis “Selamat Natal dan Tahun Pembocoran Baru” atau “Merry Christmas and a leaky new year” dan “Ayolah Julia, undang-undang mana yang dilanggar Assange” “C’mon Julia, which law has Assange broken”.(cak/ami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: