CUACA EKSTREM: Waspada Potensi Dinamika Atmosfer, Simak Penjelasannya

CUACA EKSTREM: Waspada Potensi Dinamika Atmosfer, Simak Penjelasannya

Cauca ekstrem, waspada potensi dinamika atmosfer. Ilustrasi foto:-pexels.com -

MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM – Cuaca ekstrem diprediksi masih akan terus berlangsung selama periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi jika dalam periode sepekan ke depan terdapat potensi signifikan dinamika atmosfer.

Lantas, apa itu dinamika atmosfer yang diperkirakan akan memengaruhi cuaca ekstrem di Indonesia akhit tahun ini?

Petugas forecaster BMKG Kertajati Majalengka, Ahmad Faizyn menjelaskan potensi terjadinya dinamika atmosfer yang bisa memicu meningkatnya curah hujan.

Ini berdasarkan data analisis cuaca. Bahwa dalam periode sepekan terakhir terdapat potensi yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia.

Ahmad Faizyn menambahkan, kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut, di antaranya terdapat peningkatan aktivitas Monsun Asia.

BACA JUGA:Polresta Cirebon Bentuk Tim Pemburu Geng Motor dan Pelaku Tawuran, Bersenjata Laras Panjang

Peningkatan aktivitas Monsun Asia ini dapat memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan.

Kemudian intensifikasi seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, serta meningkatkan potensi awan hujan Jawa.

"Adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya," paparnya dilansir dari Radar Majalengka, Kamis (22/12/2022).

Pihaknya juga memantau adanya beberapa aktivitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.

Kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur.

BACA JUGA:Penyebab Gempa Kuningan Hari Ini, BMKG: Diduga Sesar Baribis Segmen Ciremai

BACA JUGA:Kemenag Buka Lowongan untuk 49.549 formasi PPPK, Berikut Syarat-syaratnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: