Para Mantan Cakades Minta Pilkades Ditinjau Ulang

Para Mantan Cakades Minta Pilkades Ditinjau Ulang

CINGAMBUL-Pemilihan kepala desa (Pilkades) Maniis Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka yang berlangsung pada Senin (16/12) lalu, ternyata hingga saat ini persoalannya belum tuntas. Bahkan, persoalan yang muncul tidak hanya terjadi di Desa Maniis saja, tapi terjadi pula pada Desa Cintaasih. Pasalnya, menurut pengakuan mantan cakades Maniis Tata Johardinata, pelaksanaan pilkades yang telah diikutinya itu dinilai tidak sportif dan diduga keras adanya unsur permainan atau rekayasa dari pihak panitia pemilihan. Berdasarkan hasil pengecekan pihaknya pasca pemilihan kepala desa, beberapa hari yang lalu, ditemukan banyak warga yang tercantum namanya dalam daftar pemilih, tapi anehnya dalam daftar pemilih tersebut tidak dicantumkan nomor induk kependudukan (NIK), dan tidak dicantumkan data tempat tanggal lahir pemilih. Padahal, semestinya dalam formulir daftar pemilih itu seharusnya pihak panitia penyelenggara mencantumkan nomor induk kependudukan dan data tempat tanggal lahir pemilih bukannya dikosongkan. “Tak hanya itu, hasil pengecekan di lapangan, saya pun menemukan ada satu keluarga yakni Emed Diana dan istrinya Nurhayati warga asal Desa Maniis yang sudah tiga tahun lalu telah resmi pindah domisili ke tetangga desa (pindah ke Desa Wangkelang Kecamatan Cingambul), tapi anehnya ketika dilaksanakan pilkades di Desa Maniis, mereka masih bisa melaksanakan hak pilihnya di Desa Maniis,” ungkapnya. Sambung dia, saya juga menemukan ada pula warga asal Desa Maniis yang sudah dua puluh tahun lamanya tinggal menetap menjadi warga Lembang Bandung, yakni Hj Nana dan H Didi, karena masih merupakan kerabat dekat dari cakades Abdul Holid, kedua orang tersebut ikut memilih di Desa Maniis. Begitu pun halnya dengan Agus dan Ati yang sudah menjadi warga Lembang Bandung ikut pula melakukan hak pemilihnya. “Lebih parahnya lagi, saya tidak habis pikir dengan ulah pihak panitia pemilihan kepala desa Maniis, mengapa ketika dalam acara penutupan pemungutan suara itu berjumlah sebanyak 3.011 suara, tapi setelah selesai perhitungan suara dilaksanakan, jumlahnya bertambah menjadi 3.041. Jadi dari mana aturannya, pihak panitia bisa mengubah seperti itu?” Tanya Tata. Selain itu, pihaknya pun memperoleh informasi banyak warga dari Blok Maniis Tonggoh, warga Blok Desa, dan warga Blok Sindanghurip yang tidak didata atau disensus oleh pihak panitia. Sehingga, warga yang bersangkutan tidak terdaftar sebagai pemilih. Dengan pelaksanaan pemilihan kepala desa seperti itu, jelas-jelas dirinya sebagai calon kepala desa Maniis merasa sangat dirugikan, dan minta agar pelaksanaan Pilkades di Desa Maniis ditinjau ulang. “Saya bukannya tidak mau menerima atas kekalahan tersebut, tapi yang sangat disayangkan karena diduga adanya unsur rekayasa dari pihak panitia pemilihan, saya merasa dicurangi oleh pihak panitia. Sejak dari awal saya muncul menjadi cakades, saya sudah siap kalah dan menang, asalkan di dalam pelaksanaannya dilakukan secara jujur dan andil (jurdil) tanpa adanya unsur permainan dari pihak panitia,” paparnya. Hal serupa ternyata terjadi pula dalam pelaksanaan Pilkades Cintaasih, pemilihan kepala desa yang diikuti oleh dua orang cakades yakni H Enda Junenda dan Jaenudin yang dilaksanakan pada Senin (16/12) lalu itu, kejadian yang dialami oleh cakades H Enda Junenda ternyata hampir sama persis dengan yang dialami oleh cakades Tata Johardinata, bahkan sebagaimana yang dialami oleh cakades H Enda Junenda lebih sangat menyakitkan. Karena selisih perolehan suara diperoleh cakades H Enda Junenda dengan cakades Jaenudin yakni hanya terpaut angka 38 suara. Mantan cakades H Enda Junenda mengaku merasa dizalimi oleh sikap BPD dan pihak panitia Pilkades Cintaasih. Pasalnya, paska pemilihan kepala desa, pihaknya menemukan sejumlah bukti banyak warga asal Desa Cintaasih yang sudah pindah domisili ke Kabupaten Ciamis, tapi ternyata orang yang bersangkutan masih melaksanakan hak pilihnya di Desa Cintaasih. Seperti halnya Momon Sudirman dan Entur Turkiah yang sudah resmi tercatat menjadi warga Dusun Tengah RT 001 RW 003 Desa/Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Majalengka. “Bukti mereka telah menjadi warga Dusun Tengah RT 001 RW 003 Desa/Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis itu, saya sudah mendapatkan bukti tertulis berupa surat keterangan domisili dari pihak Pemerintah Desa Cihaurbeuti,” ujarnya sambil memperlihatkan selembar surat keterangan domisili kepada Radar, kemarin. Selain itu, saya juga telah melakukan pengecekan ada warga asal Desa Cintaasih Kecamatan Cingambul bernama Maman Suryaman, yang telah resmi pindah domisili di Desa Linggajaya Kecamatan Mangkubumi Kabupaten Tasikmalaya dan Sri Mulyani, serta Dede Suhaedin yang telah resmi menjadi warga Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung Kabupaten Tasikmalaya, ketiga orang tersebut ikut memilih dalam pelaksanaan pilkades di Desa Maniis. Bahkan, berdasarkan hasil pengecekan dirinya di lapangan, ditemukan banyak warga Desa Cintaasih yang masih di bawah umur ikut melaksanakan hak pilihnya, dan data tersebut tercantum sangat jelas dalam daftar pemilih. Data-data tersebut merupakan baru sebagain data yang telah berhasil terkumpul dan tidak menutup kemungkinan akan muncul pula data lainnya. Enda mengaku bukannya tidak mau menerima atas hasil pilkades tersebut, tapi yang diharapkan agar pelaksanaan Pilkades Cintaasih ditinjau ulang. Karena dirinya sudah mengantongi sejumlah bukti adanya unsur rekayasa dalam pelaksanaan pilkades. “Saya akan menerima kekalahan dalam pelaksanaan pilkades tersebut, bilamana memang tidak ditemukan adanya unsur permainan.Tapi kenyataannya, memang saya menemukan sejumlah bukti. Kalau yang terjadi dalam pelaksanaan Pilkades Maniis itu, dalam daftar pemilih itu banyak ditemukan adanya kejanggalan, tidak dicantumkan nomor induk kependudukan dan tidak dicantumkan tempat tanggal lahir warga pemilih. “Saya dan mantan cakades Maniis Tata Johardinata tetap minta kepada Pemkab Majalengka agar dapat meninjau ulang proses pelaksanaan pilkades di Desa Cintaasih dan Desa Maniis. Karena permasalahannya hampir sama, dan saya senasib dengan nasib yang menimpa mantan cakades Maniis Tata Johardinata, pungkasnya. (har/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: