Ubah Pelat Mobdin untuk Siasati Beli Bensin

Ubah Pelat Mobdin untuk Siasati Beli Bensin

MAJALENGKA – Pelat nomor sejumlah kendaraan dinas yang sering gonta-ganti warna, dalam beberapa hari terakhir ini juga ditemukan di Majalengka. Seperti pada akhir 2013 lalu pernah kedapatan salah satu pelat mobdin jenis Daihatsu Terios yang biasa dipakai oleh pejabat eselon III tersebut berganti warna menjadi hitam. Salah satu pejabat eselon tiga, yakni Camat Rajagaluh H Iskandar Hadi Priyanto SSos MSi dengan gamblang membenarkan jika dirinya pun pernah mengganti pelat mobdin. Hal tersebut ditengarai akibat minimnya atau ketidaksesuaian biaya transportasi untuk keperluan kedinasan yang diberikan oleh Pemkab Majalengka. Pasalnya, sejak tahun 2013 lalu biaya transportasi yang diberikan itu hanya dianggarkan senilai pembelian bahan bakar subsidi (premium/bensin). “Bahkan per bulan juga hanya diberikan anggaran di bawah Rp1 juta rupiah. Sehingga kalau dibelikan ke bensin non subsidi (pertamax) jelas dalam kurun waktu satu minggu juga biaya transportasi tersebut sudah habis,” tegasnya, kemarin (6/1). Selama ini, cara yang dilakukan pihaknya sebagai efisiensi anggaran. Terlebih jika dipaksakan hal tersebut tetap tidak mencukupi kebutuhan untuk kedinasan. Bahkan hal ini sampai harus mengeluarkan kocek pribadi. Menurutnya kenakalan yang dilakukan itu juga tidak hanya dialami oleh pejabat tingkat eselon-nya melainkan sejumlah kepala dinas (eselon II) juga bukan tidak mungkin melakukan hal serupa. Ia menjelaskan, di dua bulan terakhir yakni November sampai Desember 2013, pemkab telah mengeluarkan anggaran tambahan transportasi yang disesuaikan dengan harga bahan bakar. Namun tetap saja pemberlakuan harga tersebut hanya untuk pembelian bahan bakar subsidi atau premium seharga Rp6.500. Hal tersebut diyakini masih belum bisa mencukupi mengingat mobil berpelat merah itu hanya diwajibkan mengisi bahan bakar menggunakan pertamax. Pihaknya berharap di awal tahun 2014 ini, pemkab akan mengalokasikan anggaran sesuai dengan konsumsi pembelian harga bahan bakar yakni pertamax. Sehingga kenakalan yang selama ini dialami oleh sejumlah pejabat tersebut tidak bakal diulangi lagi. “Kami (sejumlah pejabat) juga sepakat jika hal ini tidak korupsi. Karena anggaran kami bukan untuk pembelian pertamax melainkan bahan bakar bersubsidi. Artinya bukan korupsi tetapi malah tekor. Kami sudah menyampaikan persoalan ini kepada pemda dan insya Allah tahun 2014 ini rencananya akan disesuaikan,” harapnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: