Makjleb! Alasan Mendasar JPU Menolak Pledio Terdakwa Kasus Peredaran Narkoba Teddy Minahasa

Makjleb! Alasan Mendasar JPU Menolak Pledio Terdakwa Kasus Peredaran Narkoba Teddy Minahasa

Terdakwa kasus narkoba Teddy Minahasa divonis hukuman penjara seumur hidup oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa 9 Mei 2023.-ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-

JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Nota pembelaan terdakwa kasus peredaran narkoba Teddy Minahasa ditolak oleh pihak Jaksa penuntut umum (JPU) di pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa 18 April 2023.

Dalam penolakannya, JPU mengatakan percuma jika terdakwa Teddy Minahasa punya segudang prestasi dan reputasi, namun jika perbuatan terdakwa yakni menukar barang bukti sabu dan kemudian menjualnya.

Jaksa penuntut umum Iwan Ginting mengatakan dalam hal ini, kejahatan narkoba yang dilakukan Teddy Minahasa sebagi Jendral polisi bintang dua, telah mencoreng nama baik aparat penegak hukum.

BACA JUGA:Kecelakaan Beruntun di Depan Goa Sunyaragi Cirebon, Tiga Korban Hanya Luka Ringan

"Apalah gunanya segudang pestasi dan reputasi yang hanya bisa dirasakan untuk kepentingan dan pencitraan pribadi semata.”

“Tidak sebanding dengan perbuatan kejahatan narkoba yang telah menghancurkan berjuta sumber daya manusia atau generasi bangsa sebagai sendi-sendi dan fondasi kehidupan bangsa," ujar JPU Iwan.

Iwan katakan, Teddy justru melangar ketentuan hukum yang berlaku, dimana dirirnya yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat.

BACA JUGA:60 CCTV Terpasang di Tol Cisumdawu Pantau Lalu Lintas Pemudik

Iwan mengatakan, apapun profesinya, seseorang yang telah mengedarkan narkoba, adalah musuh bangsa yang mengancam generasi penerus.

"Mimpi anak bangsa tersebut dengan pahit telah dikubur oleh merajalelanya candu narkoba di negara tercinta ini.”

“Khususnya di kalangan generasi muda akibat perbuatan penjahat narkoba yang tidak lebih dari pengkhianat bangsa dan pengkhianat rakyat Indonesia," jelasnya.

BACA JUGA:Keutamaan Malam Lailatul Qodar di Bulan Ramadhan

Dalam hal ini juga Iwan menyatakan tim JPU juga meminta agar majelis hakim untuk menolak pleidoi terdakwa Teddy maupun tim penasihat hukumnya.

"Penuntut umum memohon kepada majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menjatuhkan putusan sebagaimana diktum (amar) tuntutan penuntut umum yang telah dibacakan pada hari Kamis, tanggal 30 Maret 2023," tegasnya.

JPU juga mengatakan di hadapan majelis hakim bahwa tuntutan hukuman mati terhadap Teddy sangat tepat, lantaran perbuatan Teddy yang berpangkat Jendral Bintang Dua Polisi, namun tetap melakukan aksi peredaran narkoba.

BACA JUGA:Hari Ini Sudah Diterapkan, Inilah Jadwal One Way, Contra Flow dan Ganjil Genap Arus Mudik dan Balik 2023

"Penuntut umum memohon kepada majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menjatuhkan putusan sebagaimana diktum (amar) tuntutan penuntut umum yang telah dibacakan pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2023," lanjutnya.

Dalam kasus peredaran narkoba sabu, terdakwa Teddy terbukti melanggar Pasal 114 Ayat 2 subsider Pasal 112 Ayat 2, juncto Pasal 132 Ayat 1, juncto Pasal 55 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

 BACA JUGA:Tutup Smartren, Ini Pesan Cinta Atalia buat Anak-anak di Jawa Barat

Dalam bacaan dakwaan JPU, Teddy Minahasa menugaskan AKBP Dody mengambil sabu barang bukti hasil pengungkapan, kemudian diminta untuk ditukar dengan tawas.

AKBP Dody Prawiranegara sempat menolak permintaan Teddy untuk menukar sabu tersebut dengan tawas.

Namun karena Teddy yang merupakan Kapolda Sumatera Barat, Dody akhirnya mengiyakan.

AKBP Dody kemudian memberikan sabu tersebut kepada Linda, yang selanjutnya Linda berikan kepada Kompol Kasranto, untuk kemudian dijual kepada bandar narkoba kampung Bahari yang bernama Alex Bonpis.

BACA JUGA:Resmi! FIFA Resmi Tunjuk Argentina Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Dalam kasus ini, ada 11 orang yang sudah berstatus terdakwa dan dan menjalani persidangan yakni Teddy Minahasa Hendra, Aril Firmansyah, Aipda Achmad Darmawan, Mai Siska, Kompol Kasranto, Aiptu Janto Situmorang, Linda Pudjiastuti, Syamsul Ma'arif, Muhamad Nasir, dan AKBP Dody Prawiranegara.

Para terdakwa yang terlibat melanggar Pasal 114 Ayat 2 subsider Pasal 112 Ayat 2, juncto Pasal 132 Ayat 1, juncto Pasal 55 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase