Dua Tahun KBM di Masjid
MAJALENGKA-Nasib puluhan siswa SDN III Cicurug Kelurahan Cicurug, Kecamatan Majalengka sungguh memperihatinkan. Selama sekitar dua tahun mereka terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di teras masjid Lingkungan Margaluyu RT 19/07. Temuan potret dunia pendidikan ini memang tidak disengaja dan bukan atas laporan warga. Kamis (9/1) sekitar pukul 12.00 WIB, wartawan koran ini bermaksud untuk melaksanakan salat Duhur di masjid tersebut. Betapa terkejutnya, ketika menyaksikan puluhan siswa tengah belajar di teras masjid, tanpa kursi dan meja belajar. Mereka duduk selonjoran, termasuk gurunya yang memilih duduk memberikan pelajaran kepada muridnya. Padahal jarak SD tersebut hanya beberapa kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Majalengka termasuk Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka. Menurut seorang guru, Eman Suherman SPdI, ada dua kelas yang terpaksa belajar di masjid yakni siswa kelas 3 dan kelas 4. Dikatakan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) ini, ada sekitar 60 siswa yang belajar di masjid yang berada di depan gedung SD tersebut. Puluhan siswa tersebut terpaksa belajar di masjid karena di SDN III Cicurug kekurangan ruangan kelas. Sebetulnya, pihak sekolah sudah lama mengajukan permohonan bantuan untuk ruang kelas dan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka sudah meninjaunya dan berjanji tahun ajaran baru akan dipenuhi. Tapi, nyatanya hingga kini belum ada realisasi. Lebih lanjut dikatakan Eman, lahan untuk membangun ruang kelas sebenarnya ada dan yang dibutuhkan pihak sekolah adalah biaya untuk membangun dua ruang kelas tersebut. Saat ini, ada sejumlah 220 anak yang menimba ilmu di SDN III Cicurug ini dan 60 siswa di antaranya belajar di masjid. ”Kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk membangun kekurangan kelas tersebut,” harap Eman kepada Radar. Sementara itu, seorang siswa Silvi mengaku tidak nyaman belajar di masjid karena tidak ada kursi dan meja. Terpisah, Ketua RT 19/07 Lingkungan Margaluyu Bastam (53) mengatakan, pihaknya sangat prihatin melihat anak-anak yang terpaksa belajar di masjid sejak tahun 2012 lalu. Diakui dia, di sekolah tersebut juga ada Taman Kanak-kanak. Menurutnya, pengelola masjid sesungguhnya dilematis dengan kondisi tersebut, karena dengan digunakannya masjid untuk kegiatan belajar mengajar kebersihan masjid menjadi terganggu. Sementara kalau tidak menggunakan masjid untuk belajar, tidak ada bangunan lagi. “Kami berharap dinas terkait untuk membangun ruang kelas baru sehingga anak bisa belajar dengan nyaman,” pintanya diiyakan tokoh masyarakat setempat Eman Kurdiman. (ara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: