Majalengka Belum Aman dari Bencana

Majalengka Belum Aman dari Bencana

MAJALENGKA–Seiring memasuki puncak musim penghujan tahun ini, Kabupaten Majalengka dinyatakan masih belum aman dari beberapa musibah bencana seperti tanah longsor maupun banjir. Sebab, indeks bencana di kota angin masuk 20 besar secara nasional maupun 10 besar di Provinsi Jawa Barat karena rawan bencana. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka Ir H Bayu Jaya MSi MBA mengatakan, ada beberapa tahapan yang memicu terjadinya bencana alam. Yakni bahaya yang timbul seperti kondisi secara alami atau karena manusia yang berpotensi menimbulkan kerusakan dan kerugian serta kehilangan jiwa. Suatu kondisi tertentu yang mewujudkan ketidakmampuan menghadapi bencana seperti kebijakan, fisik, dan lingkungan. “Untuk penanganan bencana alam meliputi koordinasi, komando serta pelaksana. Ketiga penanganan tersebut terdapat fungsi yaitu untuk fungsi koordinasi dilaksanakan melalui koordinasi dengan OPD, instansi vertikal, lembaga usaha, dan atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra bencana dan pasca bencana,” pesannya. Untuk fungsi komando yaitu dilaksanakan melalui pengerahan SDM, peralatan logistik dari OPD, instansi vertikal serta langkah–langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. Serta fungsi pelaksana yakni dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan OPD, instansi vertikal dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan peraturan perundang–undangan. “Secara nasional Majalengka berada pada urutan 16 daerah rawan bencana. Selain itu pada tingkat provinsi berada di 7 besar. Bencana itu tidak bisa diduga dan kapan waktunya. Yang pasti untuk upaya mengantisipasi pra dan pasca bencana, kami selalu berikan mitigasi melalui sosialisasi kepada semua pihak seperti membentuk tim reaksi cepat,” katanya, kemarin. Lebih lanjut dikatakan, adapun prediksi-prediksi terkait bencana alam melalui koordinasi dengan lembaga terkait yakni prakiraan cuaca (BMKG, red). Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk memelihara alam ini, seperti menghentikan penebangan hutan. Pasalnya, tidak bisa dipungkiri jika perilaku manusia memicu untuk terjadinya bencana alam. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: