Panji Gumilang Bangun Kapal Besar, Inilah Tujuan Sebenarnya

Panji Gumilang Bangun Kapal Besar, Inilah Tujuan Sebenarnya

Al Zaytun akan bangun kapal seukuran Bahtera Nabi Nuh yang diinisiasi Syekh Panji Gumilang.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang sangat menaruh perhatiannya terhadap pengelolaan sumber daya alam Indonesia di laut.

Oleh sebab itu, dia membangun mega proyek pembangunan kapal besar di kawasan pinggir Pantai Indramayu.

Pembangunan kapal tersebut sebagai bagian dari proyek blue economy Mahad Al Zaytun.

BACA JUGA:Dekatan Pelayanan ke Masyarakat, 2 Klinik Milik Perumda Farmasi Ciremai Gelar Baksos

blue economy ini, terkait dengan potensi laut Indonesia. Baik untuk pertukaran komoditi maupun perikanan. Sekaligus menjadi wahana observasi bagi santri Al Zaytun.

Untuk 2 kapal pertama yakni Gunung Surowidi dan Gunung Pulosari dikhususkan untuk menangkap ikan dan berlayar hingga wilayah timur Indonesia seperti Ambon, Laut Arafuru dan perbatasan Australia.

BACA JUGA:BREAKING NEWS! Kecelakaan di Pantura Kedawung, Satu Orang Meninggal Dunia

Nah untuk kapal ketiga yakni Kalinyamat, tidak kalah istimewa. Sebab, akan dibuat untuk bisa mengangkut barang sekaligus penumpang hingga 500 orang.

Ratusan penumpang itu, adalah pelajar di Mahad Al Zaytun. Mereka akan diajak mengenal Indonesia baik tanah maupun airnya. Melihat dan menginjak langsung pulau-pulau besar di Nusantara.

"Kapal ketiga ini, anaknya perahu Nabi Nuh. Hanya 105 meter. Lebar atas 15 meter. Tinggi 8 meter. Kalau sudah lancar, ya bikin yang sebesar Nabi Nuh. Kapal ke-4 atau ke-5," ungkapnya.

BACA JUGA:Kapal Tenggelam di Perairan Kepulauan Seribu Jakarta, Begini Kondisi 55 Orang Penumpangnya

Sedangkan untuk pengangkutan barang, rencananya akan dilakukan pengangkutan komoditi dari Jawa ke wilayah Indonesia Timur dan sebaliknya.

"Kalau kita ke Timur, melimpah ruah hasil bumi Indonesia. Namun tidak terselamatkan dengan sistem perekonomian yang kekinian," katanya.

Oleh karena itu, ke depan dengan kapal ini harus punya titik strategis yang disinggahi. Misalnya, mengangkut barang dari suatu pulau ke Jawa.

BACA JUGA:Tingkatkan Potensi Pariwisata di Kabupaten Cirebon, Ganjar Pranowo Sarankan Buat Festival Cirebonan

Lalu sebaliknya membawa komoditi dari Jawa ke Indonesia Timur. Dengan perjalanan pulang pergi ini, lalu lintas jadi lebih cepat.

"Kenapa ke Pulau Jawa? Karena 70 persen penduduk Indonesia ada di Pulau Jawa," bebernya.

Syekh melanjutkan: "Misal ke Manado, di sana bawa kelapa. Dari sini membawa beras. Di sana punya beras, tapi belum punya yang istimewa," katanya.

BACA JUGA:Pecinta Durian Merapat! Berlibur di Bukit Perwira, Hanya 20 Km dari Pusat Kota Cirebon, Dijamin Puas

Diharapkan, kapal ini bisa membawa hasil bumi seperti kelapa baik yang berbentuk segar atau santan, maupun kopra. Jadi kapal ini sangat minim biayanya.

Sedangkan santri yang akan menjadi penumpangnya, akan diajak mengenal Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke.

 

"Kita ini Bangsa Indonesia, yang mengenal dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Kalau anak-anak ditanya, di mana itu Halmahera? Mereka harus membuka peta. Sebatas dalam khayal, karena melihat sesuatu hanya dari Google," bebernya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase