Idul Adha Sebentar Lagi, Peternak Sapi Dihantui Penyakit LSD, Apakah Itu?
Menjelang Idul Adha, peternak sapi di Kabupaten Cirebon dikejutkan dengan penyakit LSD yang menyerang hewan ternak mereka. -Cecep Nacepi-Radar Cirebon
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Islam sedang gencar berburu hewan kurban, baik domba, kambing maupun sapi.
Namun, situasi saat ini para peternak sedang dihantui oleh adanya penyakit lumpy skin disease (LSD) sedang menyebar di Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA:Hadiri Harjad Majalengka, Ridwan Kamil: Berpotensi Jadi Pusat Ekonomi Baru di Jawa Barat
Penyakit LSD ini tak sungkan-sungkan menyerang sapi dan kerbau. Bahkan, berdasarkan catatan dari Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, penyakit yang menyerang sapi dan kerbau ini sudah menyebar di 82 desa yang ada di Kabupaten Cirebon.
Hingga 4 Juni 2023, ada 451 sapi yang terjangkit penyakit LSD. Salah satunya, sapi milik Syahril warga Desa Wargabinangun Kecamatan Kaliwedi. Lebih dari satu sapi terjangkit.
BACA JUGA:MK Disarankan Umumkan Pemilihan Proporsional Tertutup Setahun Setelah Pemilu 2024
Begitu mengetahui penyakit LSD menjangkit ternak miliknya, Syahril kemudian langsung melaporkan ke Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon agar sapi yang terjangkit disuntik vaksin. Untungnya, setelah disuntik, sapi langsung sembuh.
“Sejak dua bulan lalu ketika sapi yang akhirnya terpapar LSD ini datang, saya sudah melihat kondisinya memang tidak sehat.”
“Lalu disuntik oleh Distan dan sekarang kondisinya sudah baik, tinggal bekasnya saja, kulitnya ada totol hitam,” ujar Syahril.
BACA JUGA:Pantas Bisa Mandiri, Inilah yang dilakukan Syekh Panji Gumilang di Mahad Al Zaytun
Untuk kesehatan sapinya, terutama menjelang Idul Adha, Syahril kini lebih rajin lagi untuk memberikan obat herbal ke puluhan sapinya. Ramuan herbal itu, dibuat sendiri oleh Syahril untuk memperkuat imun sapi agar terhindar dari penyakit LSD itu.
Menurutnya, dari puluhan sapi yang sebagian besar didatangkan dari wilayah Indramayu ini, lebih kuat terhadap serangan penyakit LSD.
BACA JUGA:Luput dari Pantauan Negara, Ridwan Kamil Luncurkan Pengawasan Media Digital
“LSD ini tidak terlalu membuat hawatir, berbeda dengan PMK waktu tahun lalu. PMK dampaknya parah,” katanya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, drh Encus Suswaningsih menyampaikan, data yang telah dihimpun oleh Distan, ada sebanyak 451 ekor hewan yang terpapar LSD. Satu ekor dipotong paksa. Sebanyak 423 ekor masih sakit, dan 27 ekor sudah sembuh.
BACA JUGA:EDAN! Panji Gumilang Sudah Berfikir Tentang Konsep Pembangunan Indonesia di 2050
Sejauh ini, pihaknya juga sudah melakukan upaya pencegahan dengan cara vaksinasi. Tidak hanya itu, lanjtu Encus, Distan juga sudah melakukan sosialisasi dan juga menghimbau ke peternak agar melakukan upaya pengobatan dan penyemprotan kandang sapi dengan cairan disinfektan.
Kendati demikian, upaya itu tetap tidak bisa menghilangkan penyebaran LSD. Pasalnya, untuk di Kabupaten Cirebon merupakan jalur lintas yang dilalui oleh distribusi sapi dari luar kota melalui jalan tol. Sementara pos pemeriksaan atau cek poin berada di jalur arteri, yakni di wilayah Losari.
BACA JUGA:Masih Ada Klub Liga 1 Tahan Pemainnya Gabung Timnas, Begini Ungkapan Kombes Sumardji
“Masyarakat tidak perlu panik karena daging dari sapi yang terkena LSD masih bisa dikonsumsi. Penyakit ini hanya menempel di kulit, daging bisa dimakan, tidak seperti PMK,” kata Encus.
Dijelaskannya, LSD merupakan penyakit kulit infeksius disebabkan oleh lumpy skin disease virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari gen capripoxvirus dan famili poxviridae.
Virus tersebut umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Penularan LSD melalui kontak dengan lesi kulit dan melalui nyamuk yang menghisap darah atau lalat. “Di Kabupaten Cirebon penularan awalnya dari Jateng,” paparnya. (cep)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase