Kisah Syekh Panji Gumilang Merintis Mahad Al Zaytun, Tinggal di Ruang Kelas yang Dibagi 4

Kisah Syekh Panji Gumilang Merintis Mahad Al Zaytun, Tinggal di Ruang Kelas yang Dibagi 4

Kisah Syekh Panji Gumilang merintis Mahad Al Zaytun Indramayu.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Syekh Panji Gumilang membangun Mahad Al Zaytun dari nol. Bahkan, di masa awal pendiriannya, kehidupan syekh tak bisa dibilang baik.

Karenanya, jangan membayangkan kondisi Syekh Panji Gumilang sekarang dengan saat awal pendirian Mahad Al Zaytun di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.

Waktu itu, Syekh Al Zaytun bahkan masih tinggal di Gedung Abu Bakar yang juga difungsikan untuk aktivitas akademik.

Bahkan, ada ruang kelas yang sengaja dikosongkan untuk tempat tinggal Syekh Al Zaytun. Ruangan itu, dibagi empat untuk berbagai keperluan.

BACA JUGA:Sandy Walsh Terkejut dengan Jawaban Marselino, Langsung Janji Bantu Karir di Belgia, Begini Kalimatnya

“Rumah syekh ketika itu belum di Masitoh. Masih seperti burung pindah-pindah. Masih di Gedung Abu Bakar,” kata Syekh Al Zaytun mengisahkan masa-masa awal pendirian pondok pesantren tersebut.

Ruangan yang dibagi 4 itu, salah satunya dipakai untuk syekh tinggal. Sekaligus tempat untuk menyimpan buku dan beragam keperluan lainnya.

Di ruang sempit itu, syekh tinggal selama beberapa tahun. Sampai akhirnya Al Zaytun terus berkembang bahkan kian maju.

“Syekh menggunakan seperempat daripada ruang kelas. Di situ syekh tidur, membaca, istirahat, tempat menyimpan buku,” ungkap syekh.

BACA JUGA:Sidang Pra Peradilan Perkara Notaris HS di Cirebon, Sunan Bandung Sangat Yakin

Agar terlihat lebih representatif, waktu itu syekh juga sudah menyiapkan 1 ruangan khusus yang memang dipakai untuk menerima tamu.

“Waktu itu, hanya disediakan 1 ruangan yang agak lebar untuk menerima tamu,” ungkap syekh saat menyampaikan Taushiyah Salat Jumat.

Awal membangun Ponpes Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang memang hanya mendapatkan tanah sekitar 60 hektare di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan pesantren, banyak lahan yang bisa dibeli dan dikembakan hingga kini mencapai 1.600 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: