Syekh Panji Gumilang Cemaskan Nasib Dunia Tahun 2050, Ini 10 Tantangan Besar Harus Dihadapi

Syekh Panji Gumilang Cemaskan Nasib Dunia Tahun 2050, Ini 10 Tantangan Besar Harus Dihadapi

Syekh Panji Gumilang turut khawatir dengan kondisi dunia di tahun 2050.-Inside Science-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Syekh Al Zaytun Panji Gumilang pernah mencemaskan nasib dunia pada tahun 2050. Menurutnya, pada tahun itu dunia tidak sedang baik baik saja.

Bukan hanya Panji Gumilang, para ilmuwan meramalkan kondisi dunia pada tahun 2050 itu sangat menciutkan hati penghuninya.

Sementara, Perseriktan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut persoalan tahun 2050 dimulai dengan meledaknya jumlah penduduk dunia.

PBB memprediksi populasi jumlah penduduk dunia tahun 2050 akan mencapai angka 9 miliar orang. Jumlah ini sungguh sangat mecemaskan.

BACA JUGA:Erick Thohir Tantang Suporter Indonesia, Berani?

Di tengah pesimisme dunia tentang apa yang akan terjadi pada tahun 2050 itu, justru tidak dengan Prof Dr AS Panji Gumilang MP. Sejak tahun 2014, Syech Al Zaytun itu justru terus menggelorakan semangat optimisme.

Salah satu di antaranya adalah menggelorakan gagasan "Road to Indonesia 2050”.  Program utama dari gagasan itu dengan program meyambungkan pulau-pulau di Indonesia via sarana transportasi modern. Melaui terowongan kereta api bawah laut.

Lalu, mengapa Syekh Panji Gumilang dan para ahli itu mencemaskan kondisi dunia pada tahun 2050.

Ada penelitian yang menarik dari BBC Future Now. Hasil penelitian itu mengidentifikasi ada 10 masalah dunia pada tahun 2050. Apa saja?

BACA JUGA:Bea Cukai Cirebon Musnahkan 12 juta Lebih Barang Rokok Ilegal

1. Modifikasi genetika manusia

Perdebatan di kalangan ilmuwan mulai menggaung sejak tahun lalu karena teknologi baru yang memungkinkan kita mengedit DNA manusia. Ini disebut Crispr. Ini adalah sebuah cara mengubah DNA orang untuk menghilangkan penyakit seperti kanker.

Kedengarannya bagus. Tapi bagaimana jika teknologi ini berubah menjadi proyek genetika. Yang bisa menghasilkan bayi-bayi yang didesain.

Caranya dengan memilih embrio yang menghasilkan bayi-bayi yang memiliki kecerdasan dalam jumlah tertentu atau memiliki karakteristik fisik tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: