Ada Revolusi di Mahad Al Zaytun, Apa yang Terjadi? Oh Ternyata Ini Dia

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Ada revolusi yang terjadi Mahad Al Zaytun. Apa yang sebenarnya terjadi? Hal itu, bisa dilihat di kondisi sekarang ini.

Di tengah tuduhan terkait Negara Islam Indonesia (NII), hingga ajaran yang sesat, ada revolusi yang berjalan di Mahad Al Zaytun.

Bahkan revolusi ini, dipimpin oleh Syekh Panji Gumilang sendiri. Sehingga banyak hal yang bisa diwujudkan. Apa itu?

Ya, revolusi yang dilakukan di bidang pertanian, perkebunan hingga peternakan. Dari beras, buah, hingga lauk pauk sudah diperoleh dari usaha di lahan milik Al Zaytun.

BACA JUGA:Islamophobia Disarankan Datang ke Al Zaytun, Pengakuan Non Muslim tentang Panji Gumilang

Juga air kemasan, garam hingga gula, sudah diproduksi oleh pondok yang dipimpin oleh Syekh Panji Gumilang itu.

Padahal di Indonesia bahkan mungkin dunia, soal persediaan pangan sudah menjadi persoalan. Hal tersebut dipengaruhi oleh populasi penduduk dan ketersediaan lahan.

Populasi manusia dari waktu ke waktu semakin bertambah. Sebaliknya lahan untuk pertanian di bumi juga semakin berkurang. 

Menyadari fakta tersebut, muncul pula masalah lain, yakni kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Padahal, pangan merupakan kebutuhan primer atau pokok setiap makhluk hidup.

BACA JUGA:GAWAT! Ada Penembakan di Indramayu, Korbannya Pemilik Toko Kelontong

Kebutuhan pangan manusia tersedia karena adanya sistem pertanian. Adapun sistem pertanian dapat terlaksana jika ada lahan. 

Untuk menghadapi permasalahan pangan ini, manusia memikirkan dan menjalankan berbagai cara. Salah satunya yaitu dengan melakukan revolusi dalam berbagai bidang. Di antaranya adalah “Revolusi Pertanian”.

Hal itu pulalah yang dilakukan Mahad Al Zaytun. Pondok tersebut sudah sejak awal berdiri memikirkan dan melakukan revolusi pertanian.

Revolusi pertanian di Al Zaytun adalah buah pikir dari Syech DR Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang. Revolusi yang diterapkan dalam sistem pertanian terpadu di Al-Zaytun bersandar pada “Spirit Abasa”.

Sumber: