Syekh Panji Gumilang Blak-blakan Hasil Pertemuan di Gedung Sate: Tidak Ada MUI, Tabayun di Kampus Al Zaytun

Syekh Panji Gumilang Blak-blakan Hasil Pertemuan di Gedung Sate: Tidak Ada MUI, Tabayun di Kampus Al Zaytun

Syekh Panji Gumilang mengungkap hasil pertemuan di Gedung Sate yang menyepakati tabayun di Al Zaytun dan tidak ada MUI dalam pertemuan itu.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

BACA JUGA:Bima Sakti Arsiteki Timnas U-17 di Piala Dunia November Mendatang

"Kita temukan, dan membetulkan surat. Ini nama bukan nama saya. Nama saya itu, di depannya ada AS atau Abdussalam Panji Gumilang. Dibetulkan nama itu," katanya.

Disampaikan syekh, dirinya mau ahadir di acara itu, karena yang mengundang adalah ulil amri Jawa Barat. Dengan syarat tidak ada majelis ulama.

"Kenapa? Karena majelis ulama telah memvonis sebelum tabayun. Setelah divonis, baru akan tabayun. Ini yang keluar dari akhlak Islam," tegasnya.

Padahal, adab Umat Islam itu, tabayun dulu baru mengatakan sesuatu. Kemudian syekh mengaku sempat bertanya, adakah majelis ulama di sini, kalau ada syekh tidak mau.

BACA JUGA:Tidak Hanya Konektivitas, Kehadiran Tol Cisumdawu Tawarkan Pengalaman Unik

"Dinyatakan tidak ada. Syekh percaya karena pimpinannya adalah Prof Dr KH Badruzaman. Kemudian masuk kepada kesepakatan," ungkapnya.

Dalam pernyataannya, syekh mengaku, menyarankan agar proses tabayun dilakukan di Kampus Al Zaytun. Tidak di gedung pemerintahan.

"Kami tawarkan itu, disepakati untuk diadakan tabayun itu di kampus Al Zaytun. Supaya pertanyataan ada konteks," tandasnya.

Syekh mengibaratkan, jangan pernah dipisahkan gula dengan rasanya. Katakanlah Al Zaytun dengan AS Panji Gumilang adalah gula dan rasa manis.

BACA JUGA:Hasil Laporan Tim Investigasi Terhadap Al Zaytun: Ada Dugaan Pidana, Mahfud MD Perintahkan Polri Segera Usut

"Semua sepakat acara dicukupkan dan dilanjutkan di Kampus Al Zaytun. Supaya tatkala menyampaikan bisa disesuaikan dengan lingkungan yang ada. Tidak ada maksud tidak menjawab," jelasnya.

Kemudian syekh mengaku minta contoh apa saja pertanyaannya yang akan disampaikan. Supaya ketika berkembang ke mana-mana, nanti sesuai dengan pertanyaannya.

"Kami sangat setuju dengan apa yang namanya tabayun itu, dengan pertanyaan apapun. Kami jawab. Andai harus ditanya tertulis, kita bisa," tandasnya.

Tapi, Syekh Al Zaytun menegaskan, dirinya hanya ingin semua pertanayaan itu dijawab di kampus. Supaya memahami, ungkapan yang dipertanyakan itu untuk siapa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: