Suatu Saat Naik Haji Reguler itu Cukup 20 Hari Saja, Apakah Bisa?
Pelaksanaan ibadah haji reguler menjadi hanya 20 hari menjadi salah satu wacana yang dibahas.-Azis Kurmala/Antara-radarcirebon.com
BACA JUGA:Al Zaytun Belum Beres, Ada Sholat Aneh Ponpes Al Kafiyah, Imam Perempuan, Cek Faktanya
Yang melakukan nafar awal biasanya hanya orang-orang yang lemah, sakit, atau memiliki urusan penting yang harus segera dikerjakan. Kebanyakan jamaah Indonesia yang sehat fisik biasanya memilih melakukan nafar tsani.
Di samping itu tentunya, bagi jamaah haji khusus dan furadah, akan bergantung dari biro perjalanannya juga yang mengatur jadwal jamaahnya.
Malam ke-3 di Mina biasanya relatif lebih nyaman. Ini disebabkan jumlah jamaah haji secara keseluruhan sudah berkurang lumayan banyak.
Terutama jamaah haji dari negara lain yang sudah meninggalkan Mina karena melakukan nafar awal. Hal itu yang membuat lebih lenggang dan leluasa.
BACA JUGA:Seluruh Jemaah Jabar Sudah Tiba di Arafah dan Menjalankan Wukuf
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, ketika itu, KH Cholil Nafis pernah mengusulkan agar penyelenggaraan haji reguler cukup 20 hari saja.
Usulan itu disampaikan sebagai salah satu solusi alternatif dalam rangka mengefisiensikan atau menghemat biaya pelaksanaan haji.
"Baiknya penyelenggaraan ibadah haji perlu ditinjau ulang untuk lebih efisien, seperti cukup 20 hari saja, bukan 40 hari," kata Kiai Cholil.
Terkait usulan tersebut, Kementerian Agama mengutarakan bahwa pelaksanaan haji 20 hari tidak mungkin dilakukan saat ini.
BACA JUGA:MACET TOTAL, Mekah Kosong, Puncak Haji Giliran Armina Paling Sibuk
Ada beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, batas akhir operasional penerbangan haji yang ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi yaitu mulai tanggal 5-15 Dzulhijjah. Karena tanggal 8-15 Dzulhijjah jemaah haji sudah berada di Masyair.
Kedua, alasan ketersediaan pesawat. Di masa fix season Garuda dan Saudia Airlines hanya menyediakan 17-19 pesawat. Bahkan di fase awal keberangkatan haji, mereka hanya menyediakan 5 atau 6 pesawat, karena berkaitan dengan sistem sewa.
Ketiga, bila pelaksanaan haji dilakukan 20 hari, maka secara otomatis akan menghapus ibadah Arbain atau 40 kali sholat selama 9 hari di Kota Madinah.
Keempat, alasan biaya sewa hotel. Sistem sewa hotel di Arab Saudi, ketika mendekati masa-masa tanggal 5 Dzulhijjah maka biayanya sudah mahal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: