Ribuan Warga Indramayu Terisolasi

Ribuan Warga Indramayu Terisolasi

*Banjir Meluas, Pengungsi Terserang Penyakit Demam dan Gatal-gatal INDRAMAYU - Banjir di wilayah Indramayu bagian barat hingga kemarin masih terjadi. Bahkan meluas hingga menimpa 12 kecamatan di wilayah tersebut. Skala banjir juga lebih besar dibandingkan sehari sebelumnya. Berdasarkan data, lebih dari 20 ribu rumah warga terendam banjir. Kecamatan yang diterjang banjir adalah Patrol, Sukra, Anjatan, Haurgeulis, Bongas, Gabus Wetan, Kroya, Kandanghaur, Losarang, Terisi, Cikedung, dan Kecamatan Lelea. Beberapa desa di sejumlah kecamatan mengalami banjir parah. Desa Bugel dan Sukahaji Kecamatan Patrol di antaranya. Pantauan Radar, Minggu (19/1), ribuan warga terlihat berupaya menyelamatkan diri dari banjir yang telah merendam tempat tinggal mereka. Warga yang berhasil mengungsi, rumahnnya dekat dengan jalan pantura. Sementara ribuan warga lainnya yang rumahnya jauh dari jalan trans nasional, hingga kini masih bertahan. Mereka terisolasi karena terkepung banjir. Ironisnya, hingga sore kemarin mereka masih belum dievakuasi. “Masih banyak yang bertahan (di rumah, red). Mereka berharap secepatnya dievakuasi karena air terus meninggi,” ujar Yono (44), warga Bugel kepada Radar, kemarin. Petugas tim SAR dari muspika setempat tidak bisa menjangkau karena mengalami kendala. “Kami sulit ke sana untuk melakukan evakuasi, karena tidak ada perahu karet. Untuk menuju ke dalam, kami tidak bisa menembus karena aliran banjir begitu deras. Kini kami masih menunggu perahu karet,” ujar Camat Patrol, Drs H Achmad Mansyur MSi. Menurut Mansyur, saat banjir sebelumnya telah tersedia perahu karet milik Basarnas. Namun saat ini perahu tersebut dibawa ke Pamanukan Kabupaten Subang. “Karena Sabtu malam (18/1), banjir di dua desa tersebut sudah surut sementara di Pamanukan terjadi banjir skala besar. Ternyata, Desa Bugel dan Sukahaji dinihari tadi (kemarin, red) dilanda banjir kembali dan skalanya lebih besar dari sehari sebelumnya,” ujarnya. Untuk mengevakuasi korban banjir, pihaknya bersama muspika terpaksa membuat perahu sederhana dengan menggunakan puluhan jeriken yang diikatkan pada kayu balok. “Kita terpaksa melakukan upaya dengan cara seperti ini, dan puluhan warga berhasil kita evakuasi. Namun yang tempat tinggalnya di pedalaman, belum bisa dievakuasi, karena alat tersebut sangat sederhana dan riskan,” kata Danramil Anjatan, Kapten Inf Cadirah, yang ikut melakukan evakuasi korban banjir di Desa Bugel dan Sukahaji. Banjir bersakala besar juga terjadi di Kecamatan Kandanghaur, Bongas, Sukra, dan Losarang. Banjir merendam ribuan rumah di wilayah tersebut. Bahkan di Losarang, Kandanghaur, dan Sukra banjir telah merendam jalur pantura. Akibatnya arus lalu lintas lumpuh total. Tidak hanya rumah dan jalan, banjir di wilayah barat Indramayu juga merendam areal persawahan, tambak, gedung sekolah, tempat ibadah, dan perkantoran. Akibat banjir, aktivitas perekonomian juga lumpuh dan kerugian ditaksir puluhan miliar rupiah. Camat Gabus Wetan, Dulyono SSos MSi mengatakan, sedikitnya 900 rumah di wilayahnya terendam. Banjir juga merendam ratusan hektare areal sawah yang sudah ditanam benih berusia antara 1,5 hingga 2 bulan. KORBAN SHOCK Sementara, para korban banjir di Desa Bugel dan Sukahaji Kecamatan Patrol, yang tinggal di tempat pengungsian, kini mulai diserang penyakit gatal-gatal dan demam. Petugas posko kesehatan yang didirikan di tempat pengungsian Masjid Darussalam Desa Bugel, mencatat sedikitnya 500 warga korban banjir yang datang mendapatkan pengobatan. Koordinator posko kesehatan dan dapur umum, Ny Hj Nani Ratnaningsih Mansyur mengatakan, keluhan para korban banjir sebagian besar mengalami gatal-gatal. Mayoritas para ibu-ibu dan anak-anak. “Rata-rata korban banjir yang datang mengungsi sejak Sabtu (18/1). Di antara mereka juga ada yang mengeluhkan demam dan sakit perut,” ujarnya kepada Radar, kemarin. Selain di masjid Darussalam, posko banjir juga didirikan di Balai Desa Sukahaji. “Tapi banyak juga korban banjir dari warga Sukahaji. Mereka yang rumahnya dekat dengan masjid ini,” jelas ketua tim penggerak PKK Kecamatan Patrol tersebut. Tidak sedikit korban banjir mengalami shock akibat trauma atas musibah tersebut. Suwiryo (40) mengaku dirinya masih trauma, karena bencana banjir menerjang desanya lebih dahsyat dari sebelumnya. “Saya shock karena kaget dan tidak menyangka banjir datang lagi. Karena tadi malam banjir sudah surut. Tapi tiba-tiba dinihari tadi (19/1) sekitar pukul 03.30 air kembali masuk. Bahkan banjirnya lebih besar dari kemarin dan tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya. (kom)     FOTO-FOTO: KOMARUDIN KURDI/KURDI SELAMATKAN BARANG. Karena tidak ada perahu karet, warga mengevakuasi kendaraan sepeda motor beserta barang lainnya menggunakan perahu yang dibuat dari puluhan jeriken yang diikatkan pada kayu balok.   PEDULI. Hj Nani R Mansyur bersama petugas kesehatan mengobati korban banjir.   KECAMATAN TERTIMPA BANJIR   Patrol Sukra Anjatan Haurgeulis Bongas Kroya Losarang Terisi Cikedung Lelea Kandanghaur Gabus Wetan   **Diolah dari berbagai sumber    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: