Mitigasi Al Zaytun ala BNPT, Tak Ingin Pisahkan Gula dengan Rasa Manis?

Mitigasi Al Zaytun ala BNPT, Tak Ingin Pisahkan Gula dengan Rasa Manis?

Wali santri Mahad Al Zaytun sentil Wapres KH Maruf Amin, Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Menko Polhukam Mahfud MD. -Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Mitigasi persoalan di Mahad Al Zaytun memang penting. Persoalan di pondok yang berlokasi di Gantar, Indramayu itu bisa dipilah-pilah. Tujuannya agar tidak semena-mena menutup pondok tersebut, tanpa dasar yang kuat.

Walaupun memang tidak gampang untuk melakukan mitigasi di Ponpes Al Zaytun. Memisahkan persoalan pondok tersebut dengan pemimpinnya, Syekh Panji Gumilang, pekerjaan yang sangat sulit.

Panji Gumilang pernah menegaskan agar jangan memisahkan gula dengan rasa manis. Hal itu juga sama berlaku untuk Al Zaytun. Jangan memisahkan persoalan Al Zaytun dengan Panji Gumilang.

Menyelamatkan pendidikan di Al Zaytun dan memenjarakan Panji Gumilang, itu bukan persoalan gampang. Apalagi di tangan pria 77 tahun ini, Ponpes Al Zaytun terbukti maju pesat. 

BACA JUGA:Jadwal Persib Lawan Arema Nanti Malam, Luis Milla Justru Memuji Setinggi Langit Calon Lawan

Walau labelnya pondok pesantren, namun asetnya laur biasa banyak. Bahkan kekayaan pondok tersebut mencapai Rp 50 triliun. Wajar jika pondok ini disebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. 

Ide untuk memitigasi persoalan Ponpes Al Zaytun datang dari Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT). Badan tersebut ingin mengurai polemik di Pondok Pesantren Al-Zaytun. 

Itu berita terakhir yang bersumber dari pernyataan Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (5/7/2023). Dalam mitigasi itu, pihak BNPT juga melibatkan Kementerian Agama.

Tentu, warning dari Panji Gumilang untuk jangan memisahkan dirinya dengan Al Zaytun juga bakal menjadi salah satu pertimbangan BNPT.

BACA JUGA:TERBARU, Polisi Ungkap Nasib SDR, Wanita Cantik Penyelundup Narkoba ke Lapas Cirebon

Pernyataan Komjen Ricko ini lebih nyaman. Enak didengar dan mudah dipahami. Jauh dari pretensi memihak, menuduh, menghina, menista dan sebagainya, sebelum perkara memasuki ruang pengadilan. 

Apa itu mitigasi? Menurut unggahan Ridhazia di media sosial Facebook menjelaskan soal itu. “Kata mitigasi lebih nyaman didengar. Dan,  lebih tepat untuk menyelesaikan masalah pada ponpes tersebut secara menyeluruh,” tulisnya.

Dijelaskan, mitigasi mengisyaratkan upaya serius dan komprehensif tanpa pretensi yang melampaui fakta dan data yang sebenarnya terjadi. Sekaligus tanpa pemihakan kepada kekelompokan yang berbeda kepentingan.

Mitigasi, katanya, menjadi analisis resiko yang paling rasional. Yang bisa dilakukan dengan menghitung kembali secara cermat kemungkinan yang dapat ditimbulkan oleh individu, populasi, properti, atau lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: