Penerapan Kurikulum Merdeka, Guru Mesti Kreatif

Penerapan Kurikulum Merdeka, Guru Mesti Kreatif

Dra Hj Lili Chauliyah MPd-Abdullah -radarcirebon

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Penerapan kurikulum merdeka saat ini memauski tahun kedua. Bagaimana efektifitas kurikulum merdeka selama setahun kemarin. Ternyata dibalik hadirnya kurikulum merdeka membutuhkan kreatifitas guru saat mengajar siswa. 

Kabid Kurikulum dan Tenaga Pendidikan (Kurtendik) Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Dra Hj Lili Chauliyah MPd menjelaskan, hadirnya kurikulum merdeka jika dilihat baik Efektifitas dan implementasi kurikulum merdeka itu dikembalikan ke pemahaman pelaksana kebijakan, mulai dari satuan Pendidkkan dan Dinas Pendidikan. 

“Keberhasilan penerapan kurikulum merdeka ini, Ada 5 komponen, pertama, adanya kesesuaian dengan kebutuhan siswa, kalau mampu di implementasi dengan kebutuhan siswa pasti akan signifikan, karena bila mana kurikulum bisa mengakomodir potensi siswa maka akan bermuara kepuasan siswa dalam belajarnya,” jelas Lili.

“Apapun bentuk pembelajarannya itu akan berujung pada kepuasan siswa,” ujarnya. 

BACA JUGA: Tangkap Potensi Ekosistem Pendidikan, Bank Mandiri Optimalkan Kolaborasi dengan Ruang Guru

Jadi, semua kebutuhan, Kurikulum merdeka difasilitasi prinsip diferensiasi siswa yakni kurikulum mampu memfasilitasi keberagaman potensi peserta didik, sehingga guru harus mampu memfasilitasi pengalaman belajar bagi peserta didik dengan keberagaman tersebut. 

Karenanya, dibandingkan kurikulum sebelumnya jelas sangat berbeda, karena kurikulum Merdeka dapat mengakomodir potensi yang ada untuk menyiapkan proses pengalaman belajar siswa yang sesuai potensinya yang beragam. 

“Sesuai kebutuhan atau kemampuan siswa itu adalah potensi yang berbeda dari peserta didik. Rendah, menengah dan tinggi semua harus difasilitasi oleh guru. Sehingga siswa yang tidak mampu menyesuaikan kemampuannya,” terangnya 

Tenaga pendidik, lanjut Lili, harus mampu menyiapkan alat belajarnya, termasuk kepala sekolah harus membuat kebijakan. Kalau tidak membuat kebijakan maka paradigmanya akan seperti tahun sebelumnya. 

BACA JUGA: Kang Emil di HUT Kota Cirebon: Hampir Setengah Triliun Bantuan Keuangan Selama 5 Tahun

Komponen kedua, peserta didik memiliki kompetensi komunikasi kolaborasi kreatif dan pemikiran kritis, dan itu perlu disiapkan. Bagaimana siswa yang memiliki keterampilan maka mampu mengenal daya nalarnya, daya kritisnya menghadapi tantangan dengan menyesuaikan model-model pembelajaran seperti proyek pembelajaran berbasis, hal seperti ini memberikan tantangan peserta didik supaya terlatih. 

Sedangkan komponen Ketiga, perlu didukung oleh sumber daya sarana prasana, perangkat teknologi, terutama adalah gurunya yang kompeten. 

“Selama pola pikir guru tidak berubah, maka percuma sebagus apapun model pembelajarannya dan sebagus apapun kurikulumnya. Yang terpenting gurunya mau berubah dengan meningkatkan kompetensinya, Dengan perubahan itu, menurut Lili, maka segala sesuatu bisa maju,” tegasnya. 

Komponen Keempat, adanya pengawasan dan monitoring. Kepala sekolah sebagai pengawas, harus bisa melakukan pengawasan, dinas pendidikan juga melakukan pengawasan di satuan pendidikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: