Laporkan Persires ke PSSI
CIREBON – April 2014, PT Liga Indonesia (PT LI) menggelar Divisi Utama. CEO PT LI Djoko Driyono mengundang klub calon peserta Divisi Utama di Surabaya, Senin pekan depan atau pasca Kongres PSSI 25 Januari. Lalu, bagaimana nasib Persires yang marger dengan Cirebon FC Kabupaten Cirebon pada Juli tahun lalu? Manajer Persires Borgo Pane mengungkapkan, klub peserta Divisi Utama Indonesia Premier League (IPL) musim lalu itu sudah dipastikan terdaftar sebagai calon peserta musim ini. Borgo mengaku sudah menerima undangan kick-off meeting dari operator Divisi Utama, PT LI. “Undangannya sudah saya terima via e-mail. Sekarang saya di Medan, tapi saya akan hadir di Surabaya tepat pada waktunya,” ujarnya saat dihubungi via ponsel, kemarin (21/1). Yang mengejutkan, Borgo mengatakan kalau Persires tidak akan menyertakan embel-embel Cirebon FC pada nama resmi klub. Alasannya, MoU (nota kesepahaman) yang telah disepakati Persires dan Cirebon FC telah dibatalkan. Kabarnya, diam-diam Borgo dan Owner Cirebon FC Sutardi Rahardja menggelar pertemuan di salah satu rumah makan di Majalengka, 10 Januari lalu. Borgo mengungkapkan, pada pertemuan tersebut pihaknya meminta Sutardi membayar cicilan pertama pembelian Persires sebesar Rp500 juta dengan pembayaran dua tahap. Yakni tahap pertama pada 18 Januari sebesar Rp300 juta dan pada 1 Februari sebesar Rp200 juta. Harga jual Persires sendiri sebesar Rp2 miliar. “Pak Sutardi tidak memenuhi permintaan kami. Sampai tanggal 18 Januari uang Rp300 juta tidak kita terima. Karena itu, kita batalkan MoU dengan Cirebon FC,” tegasnya. Lepas dari Cirebon, Persires kembali mencari tempat persinggahan untuk home base. Menurut Borgo, Persires belum menentukan sikap. Sudah ada tiga daerah yang bersedia dijadikan home base Persires. Yaitu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah dan Kota Denpasar Bali. “Banyak yang harus kita pertimbangkan. Yang jelas, kami akan memilih daerah yang bersedia berkomitmen dengan kami,” tuturnya. Sutardi nampak terkejut ketika diminta konfirmasi soal pembatalan MoU merger dan pembelian Persires secara bertahap yang ditandatangani olehnya dan Borgo, 20 Juli lalu. Menurut Sutardi, saat pertemuan di Majalengka, tidak dicapai kesepakatan antara dirinya dengan pihak Persires mengenai mekanisme pembayaran yang ditawarkan Borgo. “Kita kan berpedoman pada MoU? MoU mulai efektif saat musim kompetisi tahun ini. Divisi Utama belum dimulai, masa sih Borgo menawarkan mekanisme pembayaran diluar MoU? Itu kan tidak benar,” cetusnya. Sutardi mengungkapkan, kepada Borgo dirinya sempat menawarkan cara lain. Yakni dengan membuat surat pernyataan mengenai mekanisme pembayaran tersebut. Dengan catatan, uang sebesar Rp350 juta yang telah dikeluarkan oleh Sutardi untuk Persires selama putaran dua Divisi Utama IPL harus dihitung juga. Namun, Borgo tidak bersedia membuat surat pernyataan. “Borgo tidak mau membuat surat pernyataan. Saya juga tidak mau membayar cicilan pertama sesuai permintaan Borgo,” cetusnya. Sutardi mengancam akan melaporkan tindakan Borgo membatalkan MoU merger dan pembelian bertahap Persires secara sepihak kepada PSSI pada Kongres PSSI di Surabaya 25-26 Januari mendatang. “Saya tidak akan main-main. Saya akan berangkat ke Surabaya 24 Januari. Tidak hanya melapor ke PSSI. Saya akan membawa perkara ini ke meja hijau jika Borgo tetap memaksakan kehendak,” tegasnya. (ttr) Foto : Tatang Rusmanta/Radar Cirebon PECAH KONGSI. Owner Cirebon FC, Sutardi Rahardja bersama Manajer Persires, Borgo Pane, menunjukkan MoU merger dan pembelian bertahap Persires di Sekretarian PSSI Kabupaten Cirebon, Juli 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: