Tol Cisumdawu Saja Tidak Cukup untuk Menghidupkan Bandara Kertajati, Risiko untuk Maskapai Terlalu Besar
Keberadaan Tol Cisumdawu saja tidak cukup untuk dapat menghidupkan Bandara Kertajati.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com
MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM - Tol Cisumdawu selama ini disebut sebagai kendala utama, Bandara Kertajati sulit untuk berkembang.
Bahkan, Presiden RI, Ir Joko Widodo menyebut bahwa dalam perencanaan seharusnya Tol Cisumdawu dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) selesai bersamaan.
Tetapi, kendala dalam pembangunan hingga pembebasan lahan membuat Jalan Tol Cisumdawu baru dapat diselesaikan setelah 12 tahun.
Sedangkan Bandara Kertajati keburu beroperasi tanpa dukungan akses memadai terutama dari Bandung ke Majalengka.
Karenanya, presiden yakin setelah tol sepanjang 61 kilometer tersebut selesai, Bandara Kertajati bakal berkembang.
Bahkan, presiden tak ragu menyebut bahwa ini adalah bandara masa depan dengan traffic penumpang yang sangat padat.
"Saya meyakini bandara ini akan menjadi bandara masa depan dengan traffic yang sangat padat," kata presiden, belum lama ini.
Diharapkan presiden, sebelum Oktober sudah selesai proses untuk investor ini. Setelah selesai, baru akan dibuka ke publik.
BACA JUGA:Innalillahi Wa Inna Ilaihiroji’un! Abah Dadang, Ketua YPSGJ Wafat, UGJ Berduka
"Setelah selesai nanti baru kita buka. Setelah masuk nanti equity berapa persen, yang kita harapkan. Harapan akhir adalah traffic-nya semakin padat. Minat investor itu, kita harapkan akan memperbanyak traffic di Bandara Kertajati," tandasnya.
Sementara itu, pemerhati aviasi, Alvin Lie justru meminta agar pemerintah mengkaji penyebab sesungguhnya Bandara Kertajati tidak optimal beroperasi.
Sebab, hal tersebut bukan hanya satu faktor saja yakni masalah akses dari Bandung ke Majalengka via Jalan Tol Cisumdawu.
Alvin menilai, pemindahan penerbangan ke Bandara Kertajati dari sisi airline ibarat membuka rute baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: