Air Mulai Surut, Warga Berangsur Kembali ke Rumah

Air Mulai Surut, Warga Berangsur Kembali ke Rumah

INDRAMAYU - Banjir awal tahun 2014 ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Banjir saat ini cukup merata, dari desa hingga ke pusat kota. Bahkan, warga yang berada di sejumlah perumahan juga terkena imbas banjir. Namun banjir yang melanda Kota Indramayu ternyata justru menjadi berkah bagi pengusaha perhotelan. Pasalnya, ternyata banyak korban banjir yang terpaksa mengungsi dan “menyerbu” ke hotel dengan berbagai alasan. Ada yang memang bingung mau mengungsi kemana, karena tidak ada saudara. Ada juga yang memang sengaja ingin mencari ketenangan, karena memiliki anak kecil. Feby (34), warga Desa Canting Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu. Ia bersama keluarga rela jauh-jauh ke Kota Indramayu hanya untuk menginap. Karena rumah yang ada di desnya terendam banjir. Feby mengaku sudah menginap di Hotel Wiwi Perkasa Indramayu sejak Senin (20/1) lalu. Ditanya tentang biaya yang harus dikeluarkan, Feby mengaku tidak begitu memikirkan biaya. Menurutnya, yang lebih penting adalah bagaimana bisa menyelamatkan anggota keluarga agar tidak terlantar dan terserang penyakit. “Masalah biaya sih urusan nanti, yang panting kami bisa menyelamatkan diri dari banjir yang belum juga surut,” ujar Feby. Warga lainnya, Ny Ramsi dan Ny Fatimah, juga terpaksa harus menginap di hotel karena rumahnya kebanjiran. Mereka yang biasanya tinggal di Perumahan Pertamina Bumi Patra ini mengaku bingung dengan kondisi saat ini. Karena sebelumnya perumahan elit tersebut tidak pernah terkena banjir. Mereka hanya berharap agar banjir bisa cepat surut. “Kami benar-benar bingung harus mengungsi ke mana. Ke masjid-masjid atau tenda-tenda yang ada di jalan raya sudah penuh, sementara saudara tidak ada yang dekat,” ujar Ny Fatimah, yang mengaku berasal dari Purwokerto. Imam Mahdi dari Hotel Wiwi Perkasa, sejak Senin (20/1) lalu memang banyak warga yang memboking kamar hotel. Mereka ternyata sebagian besar adalah warga yang menjadi korban banjir. Menariknya, mereka yang menginap di hotel bukan hanya dari kalangan Petamina dan pejabat saja, namun banyak juga dari kalangan masyarakat biasa. Akibat banyaknya korban banjir yang mengungsi ke hotel, Imam mengaku kewalahan. Bahkan di aula dan lobi hotel hingga musala juga ada yang menempati. Sementara, Public Relations Manager Aston, Verena Guru menyampaikan, para tamu tersebut sengaja menginap di Aston untuk mengungsi sementara waktu. Hal ini dipicu oleh kondisi Indramayu yang sejak beberapa hari lalu dilanda musibah banjir. \"Ada, dari Pertamina Balongan Indramayu. Tiga kamar sudah dari tanggal 22 Januari lalu. Memang sengaja untuk ngungsi dari banjir,\" katanya ditemui Radar, Kamis (23/1). Sebagai penyedia jasa penginapan, Aston juga sudah menawarkan ke sejumlah corporate untuk menginap di tengah kondisi banjir yang saat ini melanda wilayah Indramayu dan sekitarnya. Bahkan, pihaknya sengaja mengeluarkan program promo khusus bagi para tamu yang ingin mengungsi karena kebanjiran. \"Kami sudah sounding ke teman-teman Pertamina Balongan, kalau memang mereka butuh kamar untuk ngungsi dari banjir, kami selalu ready. Kejadian banjir yang saat ini menimpa wilayah Indramayu menjadi berkah tersendiri bagi Aston. Untuk itu, pihaknya berharap para tamu dari berbagai perusahaan maupun masyarakat umum dapat memilih Aston sebagai tempat penginapan yang nyaman dan aman dari banjir. \"Musibah membawa berkah untuk Aston. Kami sangat welcome dengan para tamu yang terkena banjir untuk bisa menginap di Aston. Tentunya dengan pelayanan terbaik kami. Sehingga mereka merasa aman dan nyaman dari bencana banjir,\" pungkasnya. BERANGSUR NORMAL Pasca banjir yang menerjang beberapa desa yang ada di Kecamatan Gegesik dan Desa/Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon beberapa hari lalu, saat ini kondisinya sudah berangsur normal. Berdasarkan pantauan Radar sejak kemarin (23/1), korban banjir kini sudah kembali ke rumah dan membersihkan sisa banjir. Warga Jagapura Kidul Blok Barongan, Kecamatan Gegesik, Tasmi mengatakan, debit air yang awalnya mencapai 1 meter, sekarang sudah mulai surut. \"Karena kemarin tidak hujan, saat ini air sudah mulai surut. Alhamdulillah kami bisa kembali kerumah, namun untuk aktivitas ke sawah belum bisa, karena sawah masih terendam,\" tuturnya. Kendati sudah melakukan aktivitas seperti biasa, usai beraktivitas, masyarakat masih melakukan bersih-bersih, terutama di pekarangan rumah. Seperti, membersihkan pagar dan membersihkan limbah-limbah banjir yang terbawa arus sungai di sekitar pekarangan rumah warga. Ia berharap, banjir hebat yang menerjang wilayah Kecamatan Gegesik Jagapura Kidul, Jagapura Wetan dan Jagapura Kulon ini hendaknya dijadikan evaluasi diri. “Semua ini harus kita ambil hikmahnya, mari kita evaluasi diri agar musibah terhindar dari kita,” ujarnya. Namun, beruntung banjir yang sempat membuat panik warga di empat tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa. Senada dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon Drs Erus Rusmana MSi melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Diksar) H Sarka MPd mengungkapkan, akibat banjir tersebut empat sekolah yakni SDN 2 Jagapura Wetan, SDN 1 Jagapura Kidul, SDN 1 Jagapura Lor dan SDN 1 Jagapura Kulon, proses belajar mengajarnya sempat diliburkan selama dua hari (Senin dan Selasa). \"Akibat banjir tadi, mau tak mau sekolah diliburkan. Tapi alhamdulillah kami beruntung karena tidak terjadi apa-apa. Keadaan sarana dan prasarana empat sekolah tersebut, seperti buku dan sebagainya dalam keadaan aman, tadi pagi sih anak-anak (siswa) gotong royong untuk membersihkan sekolah dan besok (hari ini, red) mereka sudah mulai efektif belajar,\" terangnya diiyakan pula Kepala SDN 2 Jagapura Lor Kholidin SPd MM. Kuwu Kapetakan, Nawati mengungkapkan, akibat meluapnya sungai Jonggol Gegesik mengakibatkan Desa Kapetakan, Blok Penganjur, Kecamatan Kapetakan ikut terkena banjir. Disebutkannya, ada 186 rumah warga, 422 Kepala Keluarga dan 1.200 jiwa menjadi korban banjir. \"Banjir sudah mulai surut sekitar 10 cm,\" ungkapnya. Lebih dari itu, kata dia, saat ini korban banjir di Desanya sedang membutuhkan uluran tangan para dermawan. Pihaknya juga menunggu-nunggu kepedulian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon. \"Kami dan masyarakat lain sangat menunggu bantuan para dermawan, terus terang saja meskipun sudah mulai surut tapi ada juga yang masih terendam. Pemkab dan Dinas sosial Kabupaten Cirebon yang katanya mau memberikan bantuan, hingga sekarang kami tunggu-tunggu belum datang juga,\" katanya. Sementara itu, adanya banjir tersebut dijadikan momen berharga warga setempat untuk saling peduli yakni dengan cara menggalang dana. Warga setempat sebut saja Asep mengungkapkan, pihaknya bersama pemuda lain sengaja memintai sumbangan kepada pejalan dan pengendara di Jalan Pantura Kapetakan. Hal ini, kata dia, hasil yang telah didapatkan bersama rekan-rekannya akan disalurkan kepada para korban banjir dan sisanya untuk memperbaiki jalanan yang rusak akibat banjir. \"Sengaja kami menggalang dana dengan cara seperti ini, karena hasilnya pun akan kami bagikan kepada yang berhak sisanya untuk perbaikan jalan,\"tukasnya. (oet/nda/via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: