Tidak Asal Bangun, Lokasi Bandara Kertajati Adalah Titik Tengah Antara 2 Kawasan di Jawa Barat

Tidak  Asal Bangun, Lokasi Bandara Kertajati Adalah Titik Tengah Antara 2 Kawasan di Jawa Barat

Bandara Kertajati Majalengka-Tangkapan Layar Video-Youtube @BIJB

MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM – Ada fakta menarik dari sosok Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.

Dipilihnya Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka sebagai lokasi pembangunan bandara internasional di Jawa Barat bukan asal-asalan.

Namun, dikaji secara detail oleh para ahli dibidangnya masing-masing.

Munculnya Kecamatan Kertajati sebagai lokasi pembangunan tentu ada sebabnya. Ya, berdasarkan pertimbangan para ahli Kertajati adalah tengah antara Bandung dan Cirebon Raya.

Jika diukur menggunakan peta wilayah, jarak dari pusat Kota Bandung ke Bandara Kertajati saat ini, sekitar 99,6 Km.

BACA JUGA:Jangan Khawatir, Ada 10 Trayek Bus dan Travel, Akses ke Bandara Kertajati Semakin Mudah

Sedangkan dari Pusat Kota Cirebon ke Bandara Kertajati, memiliki jarak tempuh sejauh 55 Km.

Padahal, sebelum Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka muncul, Kabupaten Karawang adalah lokasi pertama yang akan dibangun BIJB.

Namun jika pembangunan bandara saat itu dipilih Kabupaten Karawang, maka jarak Bandung - Karawang sekitar 158 Km.

Sedangkan dari Kota Cirebon menuju Kabupaten Karawang, memiliki jarak tempuh sejauh 166 Km.

Dengan pertimbangan jarak tersebut, Kabupaten Majalengka menjadi lokasi yang dipilih untuk membangun BIJB, sehingga dipilihlah nama BIJB Kertajati.

BACA JUGA:Rumah Hantu, Sengketa Lahan dan Akses Jalan, Sejarah Panjang Bandara Kertajati

Pembangunan BIJB, ternyata prosesnya sudah dimulai perencanaan pada tahun 2000-an.

Oleh karena itu, bisa dibilang Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati telah melampaui 3 presiden.

Mengutip publikasi PT Angkasa Pura II, Bandara Kertajati sudah direncanakan sejak era Presiden RI, Megawati Soekarnoputri.

Di era Presiden Megawati, dilakukan studi kelayakan. Sebab, pada waktu itu, sudah muncul kebutuhan lantaran Bandara Husein Sastranegara sudah tidak dapat dikembangkan.

Dari studi kelayakan tersebut, kemudian ditindaklanjuti dengan penetapan lokasi pada tahun 2005.

Meski perencanaan sudah dibuat sejak lama, namun ketika itu tidak banyak perkembangan yang terjadi.

BACA JUGA:Bos Batik Trusmi Sally Giovanny Buka-bukaan, Bongkar Dugaan Skandal Body Check Miss Universe Indonesia

Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang mulanya menyatakan bisa mendanai sendiri proyek tersebut dengan APBD, ternyata tidak kunjung bergerak.

Hingga akhirnya di tahun 2011, dilakukan peninjauan ulang dan diputuskan bahwa bandara tersebut perlu dibantu dengan alokasi APBN.

Selama 7 tahun sejak itu, ternyata tidak ada perkembangan berarti. Hingga akhirnya di tahun 2014 baru dilakukan pengerjaan pembebasan lahan, pembersihan dan fondasi.

Di masa Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, juga terjadi perkembangan signifikan.

Presiden RI, Ir Joko Widodo (Jokowi) kemudian memasukannya dalam proyek strategis nasional (PSN).

BACA JUGA:Konon Pulau Terpencil yang Ada di Jember Jawa Timur Ini Adalah Pusat Pembelajaran Ilmu Gaib Nusantara

Pembangunan bandara tersebut akhirnya tuntas dan diresmikan untuk dapat beroperasi pada 24 Mei 2018. Pesawat Kepresidenan RI, menjadi yang pertama mendarat di bandara tersebut.

Waktu itu, ditargetkan bandara ini dapat melayani 29 juta penumpang setiap tahun. Kemudian 1,5 juta ton kargo di tahun 2020.

Saat awal diresmikan, bandara ini hanya memiliki panjang landas pacu 2.500 meter. Tetapi Presiden Jokowi meminta agar diperpanjang sampai 3.000 meter.

Dengan demikian, bandara ini bisa melayani penerbangan internasional yang biasa menggunakan pesawat berbadan besar.

Bahkan, pesawat cargo terbesar di dunia saat ini yakni, Antonov AN-24 bisa mendarat di Bandara Kertajati.

Saat ini, Bandara Kertajati bakal kembali dihidupkan sesuai rencana dari Presiden RI dengan target pada Oktober 2023.

BACA JUGA:Awalnya di Karawang, Bandara Kertajati Dibangun di Majalengka, Ini Penyebabnya

Presiden berkeinginan dilakukan penataan penerbangan dengan Bandara Husein Sastranegara. Dimulai dari pesawat bermesin jet. Selanjutnya diberi waktu satu tahun untuk pesawat proppeler.

"Nantinya dimulai Bulan Oktober akan operasi penuh. Artinya, dari Bandara Husein Sastranegara akan digeser ke Kertajati. Utamanya untuk pesawat jet," katanya.

Presiden mengaku senang karena minat investor dari beberapa negara untuk ikut berinvestasi di Bandara Kertajati sangat besar.

"Dan ini akan kita putuskan nanti Bulan Oktober. Agar yang mengoperasikan dan juga ikut dalam kepemilikan Bandara Kertajati ini, kita harapkan, traffic-nya, lalu lintasnya semakin padat. Apabila ada investor luar yang bergabung di Bandara Kertajati ini," katanya.

Dengan upaya yang telah dilakukan, ditambah selesainya Tol Cisumdawu, sehingga jarak antara Bandara Kertajati - Bandung kurang lebih satu jam, akan mempercepat perkembangannya.

BACA JUGA:Deretan Jalan Tol Termahal hingga Termurah di Jawa Barat, Tol Cisumdawu Nomor Berapa Ya?

Dalam perencanaan awal, Bandara Kertajati dan Tol Cisumdawu selesainya pada saat yang bersamaan.

Tapi, karena proses pembebasan lahan di Tol Cisumdawu banyak masalah, sehingga tolnya mundur tidak bisa mendukung operasional dari bandara.

"Setelah selesai ini, bandara ini akan menjadi bandara masa depan dengan traffic yang sangat padat," tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase