Luc Heymans Temukan Kapal Karam Pembawa Harta Karun di Perairan Cirebon, Diduga Asalnya dari Champa

Luc Heymans Temukan Kapal Karam Pembawa Harta Karun di Perairan Cirebon, Diduga Asalnya dari Champa

Penyelaman di bangkai kapal untuk pengangkatan harta karun di laut Cirebon.-Musee Mariemont-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM – Saat Luc Heymans mengajak 13 penyelam yang terdiri dari 3 dari australia, 2 dari Inggris, 3 Perancis, 3 Belgia dan 2 Jerman.

Luc Heymans tidak hanya sekedar mengangkat harta karun yang berasal dari China. Tapi, ternyata mereka juga menemukan bangkai kapal yang karam lainnya.

Diduga,sebuah kapal yang diduga berfungsi sebagai angkutan barang atau kargo karam di laut Cirebon.

Luc Heymans dan timnya melakukan eksplorasi harta karun bawah laut di perairan Cirebon atas izin pemerintah dan pengawasan ketat yang dilakukan TNI AL.

BACA JUGA:Bandingkan Harga Tiket Pesawat dan Angkutan Antarmoda dari Tasikmalaya dan Pangandaran ke Bandara Kertajati

Musee Mariemont mempublikasikan dalam Bahasa Prancis bahwa penyelamatan dilakukan pada tahun 2004-2005.

Sisa kapal tersebut ditemukan dengan ukuran sekitar 32-35 m dengan ketinggian papan lambung sekitar 1,5 m.

Penemuan lambung kapal yang nyaris utuh ini, tentu berkontribusi pada terjaganya muatan kargo di dalamnya.

Menariknya, tidak ada jejak paku yang terdeteksi pada konstruksi kapal tersebut. Lembaran papan dirakit dengan pasak kayu dan tali-temali.

Kemudian tidak ada jejak tiang buritan, tiang penopang, tali-temali atau kemudi yang ditemukan. Dua jangkar besi yang diangkat dari bawah laut diduga berasal dari Tiongkok.

Dari penelitian yang dilakukan, diduga kapal tersebut bertipe Austronesia atau kemungkinan berasal dari Vietnam selatan (Champa), Malaysia atau Indonesia.

BACA JUGA:Beruntungnya Warga Tasikmalaya dan Pangandaran, Akses Menuju Bandara Kertajati Banyak Pilihan

Karenanya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada material kayu yang digunakan. Analisis dengan metode ini, akan memungkinkan untuk lebih memperjelas asal-usulnya.

Dari desainnya, diduga ini adalah kapal kargo yang memiliki desain terbuka sebagian atau seluruhnya.

Menurut Mr Flecker kepada Musee Moriement, bangkai kapal Intan mungkin dibangun dengan model serupa.

Begitu juga perahu Balanghai 5 yang ditemukan selama penggalian Butuan di Mindanao (abad ke-11) di Filipina.

Meski dengan profil yang jauh lebih ramping, juga memiliki kemiripan dengan bangkai kapal Cirebon.

Pada abad ke-19, beberapa kapal layar pesisir Melayu dan Indonesia, dengan lambung besar yang memungkinkan pengangkutan muatan besar.

 BACA JUGA:Inilah Deretan Nomor Telpon Jasa Angkutan Umum Menuju Bandara Kertajati, Layani 15 Daerah

Saat ditemukan di bawah laut, muatan kapal karam Cirebon tidak tersebar di sekitar tumulus dan tidak ada jejak tabrakan yang teridentifikasi di lambung kapal.

Diduga kapal tersebut karam karena muatannya terlalu berat. Mengingat berat mineral di kapal (kargo dan ballast) telah diperkirakan sekitar 150 ton, yang harus ditambah berat kargo, keramik dan bahan lainnya.

Seperti diketahui, Luc Heymans dan tim menyelam sebanyak 22.000 kali untuk mengangkut benda-benda muatan kapal tenggelam itu.

Luc Heymans adalah pemburu harta karun dari Belgia, yang juga pemilik Cosmix Underwater Research Ltd. Dia kenyang makan asam garam di dunia pengangkatan harta karun.

BACA JUGA:Digitalisasi Dapat Cegah Tindak Korupsi di Pelabuhan Cirebon

Penemuan ini disebut-sebut sebagai penemuan harta karun paling berharga di perairan Pulau Jawa. Dalam aksinya, Luc Heymans adalah pemburu harta karun yang menempuh cara legal.

Perusahaan miliknya Cosmix Underwater Research Ltd pada Februari 2004 hingga Oktober 2005 melakukan pencarian harta karun di laut Cirebon.

Hingga saat ini, bangkai kapal tersebut masih berada di dasar laut perairan Cirebon dan tidak dilakukan pengangkatan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase