Pemerintah Langgar Aturan Sendiri, Akibatnya Bandar Udara Jadi Sepi
Bandar Udara Wiriadinata yang dibangun berdekatan dengan Bandara JB Soedirman disebut kesalahan Pemerintah dalam membangun sehingga sepi penumpang.-Tangkapan Layar Video-Youtube
BACA JUGA:Honda Bikers Camp Kemerdekaan Digelar di Kuningan, Silaturahmi dan Bakti Sosial
Maskapai penerbangan yang pernah diajaknya membuka rute penerbangan di Tasikmalaya, tidak memiliki jumlah pesawat jenis propeller yang memadai.
"Alasan para direktur maskapai karena kekurangan pesawat," kata A Jamaludin.
Nasib tidak jauh berbeda dialami Bandar Udara Internasional Kertajati Majalengka.
Badara Kertajati merupakan proyek mewah dengan dana yang dihabiskan mencapai Rp2,6 triliun.
BACA JUGA:Siswa SMAK Penabur Cirebon Juarai LCT dan Olimpiade Matematika
Namun sejak diresmikan Juni 2018 lalu, bandara terbesar kedua di Indonesia itu, kurang diminati maskapai penerbangan.
Bandara yang dibangun di lokasi yang kurang strategis, menjadi alasan penumpang enggan untuk melakukan terbang dari Kertajati.
Selain itu, akses menuju bandara yang terbatas, menjadi alasa lain penumpang untuk meliriknya.
Jika dilihat dengan kasus di atas, jarak Bandara Kertajati dengan Bandara Husein Sastranegara, hanya berjarak 104 Km.
BACA JUGA:Serentak se-Indonesia, Polres Cirebon Kota Tanam Ribuan Pohon Mangrove
Lagi-lagi pemerintah melanggar peraturannya sendiri, tentang jarak antar bandar udara di Pulau Jawa harus memiliki radius 200 Km.
Namun pemerintah berencana membuat Bandara Kertajati menjadi paling sibuk oleh jadwal penerbangan.
Wacana tersebut akan dilakukan pada Oktober 2023 mendatang, jadwal penerbangan dari Bandara Husein akan dialihkan ke Kertajati.
Sementara itu, Bandara Husein sendiri akan tetap beroperasi dengan mengandalkan pesawat jenis propeller dengan jarak tempuh lebih pendek.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: