Pengamat: Bandara Sepi Karena Rute Penerbangan 'Tidak Manis'
Pembangunan Bandar Udara Internasional Kertajati Majalengka sempat memantik demo pemilik sawah.-Artanto Ishaam/Ist-radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM - Keberadaan suatu bandara yang sepi, bukan saja karena letak geografis, namun juga bisa dipengaruhi oleh rute penerbangan yang dibuka.
Menurut Pengamat Penerbangan, Vincent Herdison, rute penerbangan yang dibuka oleh suatu bandar udara, akan mempengaruhi minat maskapai untuk datang.
Jika rute yang dibuka tidak bisa mendatangkan jumlah penumpang yang banyak, maka maskapai tidak akan berani membuka jadwal penerbangan di bandara tersebut.
"Maskapai sendiri akan melihat bahwa ini bukan rute yang manis untuk mereka jalankan," kata Vincent Herdison dikutip dari tayangan Realitas.
BACA JUGA:5 Penginapan Terdekat dengan Situ Cipanten Majalengka Harga Murah, Bisa Jalan Kaki
Meskipun suatu bandara sudah membuka rute, jika tidak menguntungkan dari segi bisnis, maka maskapai akan pergi.
"Bisa dilihat, ada jadwal penerbangan kemudian menghilang, lalu ada lagi, menghilang lagi," kata Vincent.
Meski kondisi sepi, sebut Vincent beberapa bandara ada yang tetap membuka rute dan menawarkan kepada maskapai.
Namun hal tersebut, jelas Vincent, harus ada pihak dari bandara yang berani bertanggung jawab jika rute tersebut tetap harus dibuka.
"Kembali lagi, maskapai mau membuka nggak? Kalau maskapai mau membuka jalurnya, lalu siapa yang mau menanggung (kerugian)," papar Vincent.
Seperti diketahui, beberapa bandara yang ada di Pulau Jawa sepi minat penumpang, padahal dibangun dengan dana yang tidak sedikit.
Bandara yang dibangun dengan jarak terlalu dekat dengan bandara lainnya, disebut karena kesalahan yang dilakukan pemerintah sendiri.
Menurut Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagyo, pemerintah telah melanggar peraturan sendiri yang berakibat sepinya bandara yang baru dibangun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: