Rumah Janda Jadi Sorotan

Rumah Janda Jadi Sorotan

KUNINGAN - Kondisi rumah Ny Endang yang tidak layak huni rupanya memicu Camat Cigugur Beni Prihayanto angkat bicara. Beni didampingi Kasi Kesra Kecamatan Sri Sukmayani SAP, Kasi Trantib Deni, Kasubag Umum Cecep Harun, Lurah Cigugur Sutrisna, dan Kasi Kesra Kelurahan Dadi Setiadi membeberkan kronologis penyebab kenapa Ny Endang sampai sekarang belum mendapat bantuan anggaran perbaikan rumah dari pemerintah. Camat berjanji akan berusaha memasukkan nama Ny Endang sebagai penerima program rutilahu kendati sudah pernah menerimanya. “Klarifikasi ini untuk meluruskan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Kami tidak menutup-nutupi kondisi yang ada, hanya ingin menyampaikan kondisi yang riil di lapangan. Makanya biar tidak ada salah persepsi lagi, kami sengaja kumpul dengan staf terkait, baik di kecamatan maupun kelurahan untuk menjelaskan secara rinci terkait permasalahan rumah Ny Endang seperti yang diberitakan di koran,” papar Camat Beni di ruang kerjanya kepada Radar, kemarin. Menurut camat, berdasarkan data dan laporan dari stafnya, sebenarnya Ny Endang pernah mendapat bantuan perbaikan di tahun 2009. Perbaikan dilakukan saat camat Cigugur dijabat Hj Susilawati. “Ketika itu bantuan rutilahu dipakai untuk memperbaiki rumahnya (ny Endang, red), yakni memasang bata. Dulu, rumah Ny Endang semuanya terbuat dari bilik dan bentuknya mirip saung. Tapi setelah mendapat bantuan rutilahu di tahun itu, langsung diperbaiki. Separuh bagian rumahnya dipasang bata, bilik dan atapnya diganti serta lantainya kemudian diplester. Informasi ini saya terima dari Bu Kasi Kesra Kecamatan. Dan mudah-mudahan saja tahun ini dia (Ny Endang, red) bisa mendapatkan bantuan tersebut dari pemerintah,” terang dia. Hal senada diungkan Kasi Kesra Kecamatan Cigugur, Sri Sukmayani SAP dan Kasi Kesra Kelurahan Cigugur, Dadi Setiadi. Kata keduanya, pengajuan rutilahu biasanya dilakukan April di tahun anggaran berjalan. Saat mengajukan di bulan April 2013, tidak ada namanya Ny Endang dalam daftar pemohon. Pasalnya, yang bersangkutan sudah pernah mendapatkan bantuan rutilahu, sehingga dianggap tidak boleh lagi menerima program tersebut. “Pengajuannya di bulan April dan memang tidak ada namanya Ibu Endang. Kami mengajukan 16 nama warga yang berhak mendapatkan bantuan rutilahu di Kecamatan Cigugur,” papar Sri dan Dadi seraya menunjukkan daftar ajuan penerima rutilahu di wilayahnya. Sri juga mengatakan, jika Ny Endang sempat datang di bulan Oktober tahun lalu dan meminta bantuan. Namun karena draf ajuan sudah diserahkan ke pemkab sejak April, maka keinginan Ny Endang tidak bisa dipenuhi. “Di bulan itu dia sempat datang ke kantor kecamatan tapi tidak ketemu camat. Saat itu Ny Endang memohon agar namanya tercantum sebagai penerima rutilahu. Tapi karena pengajuannya sudah dilakukan jauh sebelumnya, terpaksa kami tidak bisa memenuhinya. Kami hanya menyarankan ke bu Endang untuk bersabar dan mudah-mudahan bisa diajukan di tahun ini,” ungkap Sri. Lurah Cigugur Sutrisna mengakui, jika Ny Endang memang benar warganya yang tinggal di Lingkungan Manis. Setahu dirinya, keluarga Ny Endang berasal dari keluarga yang mampu. Tapi entah mengapa dia memilih membangun gubuk di tengah sawah. “Sebagai lurah, saya tidak pernah pilih kasih atau membedakan warga. Ny Endang sendiri kerap menerima beras miskin, dan juga sering menjadi prioritas kalau ada pembagian daging kurban atau lainnya. Jadi tidak benar kalau dia tidak pernah mendapatkan jatah raskin atau daging kurban. Silakan saja dicek ke tetangganya,” kata Sutrisna. Camat Beni juga mengaku, merasa terganggu dengan ucapan Ny Endang yang merasa sudah bertemu dengan camat dan mengajukan permohonan bantuan tapi tidak direspons. Padahal dirinya tak pernah kedatangan yang bersangkutan, apalagi sampai tidak merespons permohonan pengajuan perbaikan rumahnya. Karena itu, Beni menyesalkan pernyataan Ny Endang yang terkesan menyudutkan dirinya dan aparat kecamatan dan kelurahan Cigugur lainnya. “Saya berani bersumpah belum sekalipun bertemu dengan namanya Ny Endang, apalagi dia bilangnya camat sedang sibuk urusan pileg. Tidak ada kaitan tugas saya selaku camat dengan pileg. Ucapan Ibu Endang itulah yang melukai perasaan saya dan bertolak belakang dengan hati nurani saya. Kalau saya tahu kondisi rumah Ibu Endang tentu sudah diajukan dari dulu. Sekali lagi, Ibu Endang belum sekalipun bertemu dengan saya baik di kantor kecamatan maupun di luar kantor,” tegas Beni. Ada pernyataan menarik yang terlontar dari mulut Kasubag Umum Kecamatan Cigugur, Cecep Harun. Dia mengaku, sering didatangi Ny Endang termasuk kala mengajukan permohonan bantuan. “Dia kalau datang ke kantor kecamatan pasti nemuin saya, dan nyebut ke saya Pak Camat. Mungkin itu yang dimaksud Bu Endang pernah ketemu Pak Camat. Kalau ke sini, yang bersangkutan selalu minta uang. Ya suka saya kasih sesuai kemampuan. Sering kok Bu Endang datang ke kantor kecamatan nemuin saya,” jelas Cecep. Terkait anak Ny Endang yang ingin sekolah lagi, Cecep Harun menyatakan, bahwa Fitri sudah beberapa kali masuk ke sekolah, namun keluar lagi. “Dulu kan sekolahnya di MTs Model Cigugur, tapi entah mengapa keluar. Terus dia masuk lagi ke sebuah sekolah, eh malah keluar lagi. Saya sendiri enggak tahu alasannya dia tidak melanjutkan sekolah. Jadi, bukan karena tidak ada perhatian dari pemerintah, itu sudah kami lakukan namun anaknya sendiri yang sepertinya enggan untuk sekolah,” tukasnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: