Jembatan Jawa Bali Ditolak Warga Pulau Dewata, Bukan Cuma Soal Mitos, Mereka Tidak Ingin Hal Ini Terjadi

Jembatan Jawa Bali Ditolak Warga Pulau Dewata, Bukan Cuma Soal Mitos, Mereka Tidak Ingin Hal Ini Terjadi

Pembangunan Jembatan Jawa Bali ditolak karena bakal merusak kehidupan sosial masyarakat termasuk adat istiadat dan budaya di Pulau Dewata.-Istimewa-radarcirebon.com

BALI, RADARCIREBON.COM - Jembatan Jawa BALI ditolak mentah-mentah warga Pulau Dewata, karena tidak ingin hal buruk terjadi.

Seperti diketahui, Jembatan Jawa Bali menjadi wacana yang terus timbul tenggelam selama ini dan setiap kali mengemuka selalu ditolak.

Meski wacana kencang muncul, Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) dengan tegas menyatakan belum pernah membahas mengenai pembangunan Jembatan Jawa Bali.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian menegaskan bahwa belum pernah ada rencana pembangunan jembatan tol antara kedua pulau tersebut.

BACA JUGA:Jalan Tol Bawah Laut Jawa - Bali Berbahan Kaca Anti Pecah, Ditolak karena Mitos Putera Mpu Tantular

"Bukan jembatan, yang ada Tol dari Gilimanuk ke arah Negara. Tentu nyeberang pakai feri," tegas Hedi Rahadian, beberapa waktu lalu.

Selain faktor mitos dan keyakinan masyarakat Bali terhadap jembatan penghubung itu, aspek konstruksi juga tidak memungkinkan atau bisa dibilang sangat sulit.

Masyarakat Bali juga tegas menolak dibangunnya jembatan karena khawatir pendatang akan semakin membeludak, terlebih kondisi Pulau Bali juga sudah padat.

Keresahan warga Bali atas rencana pembangunan jembatan tersebut tercurah di akun media sosial Portal Berita Bali Post.

BACA JUGA:Hanya 5.000 Meter, Kenapa Jembatan Jawa Bali Tidak Pernah Dibangun? Terhalang Mitos Dang Hyang Siddhi Mantra

"Secara pribadi saya tidak setuju dengan adanya jembatan penghubung antara Pulau Bali dan Pulau Jawa, selain merusak lingkungan juga akan mengganggu aspek sosial, budaya dan keamanan," kata Bidi Sastra.

Alasan lain yang diutarakan adalah mengenai leluhur Dang Hyang Siddhi Mantra. Amanat leluhur bahwa Pulau Jawa dan Bali memang harus dipisahkan.

"Batara leluhur Dang Hyang Siddhi Mantra menggoreskan tongkatnya di Segara Rupek yang sekarang menjadi Selat Bali. Tentu ada dasar pemikiran kenapa Jawa dan Bali harus dipisahkan," tandas Agus Dwi Pranajaya.

Warga Bali lainnya adalah Sujana. Menurut dia, terhubungnya kedua pulau hanya akan menimbulkan masalah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: