Mulut Dibungkam, Buku Harian Jessica Kumala Wongso Bersuara di Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee

Mulut Dibungkam, Buku Harian Jessica Kumala Wongso Bersuara di Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee

Buku harian Jessica Kumala Wongso ditampilkan di film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso yang ditayangkan di Netflix.-Sumber Foto: Ist/Netflix - Kolase/Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM – Kisah Jessica Kumala Wongso, terpidana kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin yang kini menjalani vonis 20 tahun penjara diangkat dalam Film Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso.

Film dokumenter arahan Rob Sixsmith tersebut berhasil mengangkat kasus kopi sianida tersebut menjadi perbincangan publik.

Bahkan kejanggalan yang terjadi juga ikut diperbincangkan. Termasuk upaya dari produser mewawancarai Jessica Kumala Wongso yang berujung pada kegagalan.

Diblokir-nya hasil wawancara Jessica Kumala Wongso tentu menjadikan film ini seperti tidak tuntas. Tetapi menjadi salah satu topik perbincangan yang lagi-lagi sangat menarik.

BACA JUGA:Transkrip Wawancara Jessica Kumala Wongso yang Dipotong di Film Dokumenter Ice Cold, Dianggap Terlalu Jauh

Apalagi, momen pembicaraan Jessica Wongso tiba-tiba dihentikan oleh petugas Lapas Wanita Kelas II A Jakarta, yang merasa wawancara tersebut sudah terlalu jauh.

Kendati demikian, tim produser berhasil mendapatkan buku harian yang ditulis Jessica Wongso dari balik jeruji besi yang menggantikan dirinya untuk berbicara.

"Saatnya membahas hari saat kami seharusnya bertemu untuk minum kopi," kata Jessica lewat buku harian tersebut.

Menurut dia, semua menaruh curiga karena dirinya datang lebih cepat dari teman-temannya pada sore hari 6, Januari 2016. Sehingga dijadikan tersangka dan kini berakhir sebagai narapidana.

BACA JUGA:Penuh Teka-teki dan Konspirasi! Review Film Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso

Padahal, kedatangannya yang lebih cepat adalah sesuatu yang tidak disengaja. Murni karena teman-temannya yang datang terlambat.

"Mereka merasa curiga karena aku memesan sebelum teman-temanku datang," kata Jessica mengenai kejadian di Olivier Cafe Grand Indonesia pada 6, Januari 2016 sore hari.

Dia juga menegaskan bahwa tidak ada niatan datang lebih cepat. Dirinya hanya berusaha datang tepat waktu. Sebaliknya, teman-temannya termasuk Mirna memang datang terlambat.

"Aku tak menyangka mereka akan tiba 40 menit kemudian," tandas Jessica mengutarakan cerita versinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: