Selama 7 Tahun Bedamai dengan Jin, Bermula dari Kontrak Rumah Kosong hingga Hal Tak Terduga

Selama 7 Tahun Bedamai dengan Jin, Bermula dari Kontrak Rumah Kosong hingga Hal Tak Terduga

Pengalaman tinggal di rumah tua dengan penunggu jin. Foto hanya ilustrasi. -istimewa-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Ini peringatan bagi siapa saja yang ingin mengontrak atau membeli rumah tua. Apalagi runah kosong yang sudah lama tidak ditempati.

Pengalaman Galih Putra yang sekarang tinggal di Jember ini bisa dijadikan pelajaran. Dia dan keluarganya harus berbagi dengan mahluk halus menempati rumah yang sudah lama kosong.

Kisah yang dialami Galih itu bermula ketika  dia keluarga mengontrak sebuah rumah kosong.

Mulanya tidak ada hal yang mencurigakan. Namun lama-kelamaan peristiwa tak terduga pun kerap menimpa keluarga Galih. Dari hal-hal sepele hingga gangguan sakit yang silih berganti.

BACA JUGA:Penerbangan Cirebon - Pangandaran Sudah Dibuka, Ada 2 Paket Ini yang Bisa Dipilih

Nah, untuk lebih jelasnya sebaiknya menyimak apa yang terjadi di keluarga Galih. Pengalaman mistis berdamai dengan jin tersebut pun ditulis dan dibagikan Galih melalui aplikasi Qoura. Begini kisahnya:

Tulisan viral tentang hotel yang horor yang jarak chek ini dan chek out hanya 15 menit membuat saya flashback kejadian 15 tahun yang lalu.

Kala itu anak kedua kami akan masuk sekolah dasar, kami memilih untuk memasukkan ke pondok pesantren yang sama dengan kakaknya.

Setelah melalui diskusi panjang akhirnya kami mengambil keputusan besar, kami akan pindah rumah ke daerah dekat dengan pondok tersebut agar kedua anak kami tidak perlu mondok melainkan ikut program fullday saja.

BACA JUGA:Aplikasi Pinjaman Online yang Aman, Cek Dulu di Sini Sebelum Meminjam

Kami coba menghubungi beberapa teman dan kerabat yang domisili di sekitar. Kami menjajaki beberapa rumah dan alhamdulillaah Alloh mudahkan kami hingga dapat rumah kontrakan yang sesuai kriteria kami, yaitu murah, besar dan halamannya sangat luas depan belakang dan samping kanan.

Mengapa mesti luas? Ya karena anak-anak kami masih usia kecil-kecil, usia senangnya beraktifitas, berkreasi, berekspresi dan memiliki energi yang besar yang kudu disalurkan.

Karena dalam membesarkan anak-anak, kami menganut konsep bahwa anak-anak tidak boleh bermain di luar rumah agar kami bisa mengontrol segala aktifitasnya. Kalaupun mau main, teman-temannya yang diajak main di rumah.

Pertengahan tahun 2008, kami pun sekeluarga resmi pindah rumah. MaasyaaAlloh, bukan main girangnya anak-anak, lelompatan, jungkir balik, berlarian dari depan ke belakang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: